Tuesday, March 5, 2013

KEANEHAN SIKAP UMAT ISLAM



Realitas sikap umat Islam saat ini
Abdus Sattar Ghazali dalam tulisannya yang dimuat situs Daily Muslims menyatakan : diskrimi-nasi dan Islamofobia, itulah tantangan terberat yang harus dihadapi umat Islam di Negeri Paman Sam sepanjang tahun 2008. Tak mudah bagi Muslim di negeri itu hidup setara seperti yang lainnya. Ini adalah tahun terberat Muslim AS (Amerika Serikat) setelah peristiwa 9/11.
Peristiwa atau perkembangan lain yang dicatat oleh Ghazali adalah :
1.       Islam disebut sebagai ancaman bagi Amerika. Tak tanggung-tanggung, pernyataan itu dilontarkan seorang presiden Asosiasi Pers New Jersey. Seorang kolumnis terkemuka di AS Cal Thomas juga menyuarakan sikap anti Islam dan mendesak pemerintah AS agar tak lagi mengizinkan pembangu-nan masjid di AS.
2.       seorang muslimah di Georgia dijebloskan ke penjara gara-gara tak mau melepaskan hijabnya.
3.       baru-baru ini, perlakuan diskriminasi dialami oleh sembilan orang Muslim warga AS yakni mereka diusir dari atas pesawat AirTran Airways karena ucapan mereka tentang “tempat paling aman di pesawat” dianggap sebagai bahaya. Mereka pun diperiksa otoritas keamanan Bandara Internasional Washington DC.
4.       setiap hari Muslim Amerika harus menghadapi tekanan sangat berat yakni selalu dibayang-bayangi undang-undang terorisme yang diciptakan pemerintahan Bush. Mereka pun harus siap mental untuk menghadapi interogasi yang selalu dilakukan oleh Biro Investigasi Federal (FBI : Federal Bureau Investigation). Mereka juga harus menghadapi betapa ketatnya pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan otoritas imigrasi dan bandara, selain harus mengalami diskriminasi saat akan mendapat-kan pekerjaan baik di sektor publik maupun swasta.
Lalu, sepanjang kampanye Pemilihan Presiden AS 2008 sikap fanatik dan Islamofobia seolah mencapai klimaksnya dan itu ditunjukkan oleh sejumlah fakta :
1.       mantan wali kota New York Rudolph Guiliani (pendukung partai Republik) melontarkan serangan kepada kubu Demokrat dengan ucapan : selama empat hari di Denver, Demokrat sepertinya takut untuk menggunakan kata-kata ‘terorisme Islam’.
2.       John McCain sempat mencetuskan serangan terhadap Islam dengan ungkapan : kekerasan radikal Islam adalah kejahatan.
3.       untuk mendongkrak perolehan suara Partai Republik maka disebarkan sebanyak 28 juta kopi DVD teror propaganda yang diproduksi Israel dengan judul Obsession : Radical Islam’s War Against the West yang dikirim ke rumah-rumah lewat pos atau disisipkan dalam surat kabar. Aksi itu dibiayai oleh Clarion Fund yakni sebuah lembaga milik bersama Israel dan Kanada.
Ghazali menutup tulisannya dengan pernyataan : untunglah kandidat presiden dari Partai Republik ak-hirnya kalah. Umat Muslim AS yang 89 persen memilih Barack Obama tentu berharap ada semacam perubahan. Sudah seharusnya Obama mengubah kebijakan warisan pemerintahan Bush yang mendis-kriminasi umat Islam, sebab tujuh juta Muslim Amerika telah turut berjasa membangun negeri itu.
Akhir tahun 2008 tepatnya tanggal 27 Desember yang lalu, Israel memulai agresi militernya ke Gaza dan hingga hari ke-20 (15 Januari 2009) telah mengakibatkan sedikitnya 1100 orang umat Islam yang syahid dan 4600 yang terluka. Sepanjang 20 hari agresi militer itu hampir di seluruh dunia ter-masuk di Dunia Barat (AS dan Eropa), umat Islam menunjukkan penentangannya dengan berbagai aksi unjuk rasa yang mereka lakukan hampir setiap hari secara serentak. Demonstrasi kaum muslim tersebut ditujukan untuk :
a.       meminta kepada Dewan Keamanan (Security Council alias مَجْلِسُ الأَمْنِ) PBB agar segera mengeluar-kan resolusi yang memerintahkan Israel untuk menghentikan agresinya ke Gaza.
b.       meminta kepada AS untuk menghentikan agresi Israel ke Gaza dan tidak selalu mendukung serta melindungi aksi-aksi negara zionis tersebut.
c.       sama-sama mengutuk Israel dan mengajak umat Islam untuk mendukung perjuangan kaum muslim di Gaza yang antara lain dengan menggalang dana, makanan serta obat-obatan berikut tenaga me-disnya yang selanjutnya akan dikirim ke Gaza. Bahkan hal ini telah dilakukan seperti oleh Forum Umat Islam yang bekerjasama dengan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee), termasuk oleh pemerintah NKRI yang telah mengirimkan tim medis beserta bantuan dana sebesar 2 miliar ru-piah, obat-obatan maupun makanan.
Aksi unjuk rasa menentang agresi militer Israel ke Gaza dan anti Israel tersebut tidak hanya di-lakukan di negara-negara yang jaraknya ribuan kilometer dari Palestina seperti Indonesia, melainkan juga dilakukan di negara-negara yang terletak di sekitar Palestina sendiri, seperti Mesir, Yordania, Le-banon, Syria, Turki, Iraq, Iran dan sebagainya. Bahkan di dalam negeri Palestina seperti Tepi Barat dan Ramalah, juga dilakukan unjuk rasa serupa dengan di negeri-negeri lainnya. Pertunjukan lain dari arena perang di Gaza adalah ternyata :
1.       antara realitas perang yang sedang berlangsung dengan posisi umat Islam yang bermukim di Gaza, sama sekali tidak ada pertautan apa pun bahkan sekedar pertautan naluriah alias perasaan. Hal ini ditunjukkan oleh opini dan sikap sebagian besar penduduk Gaza sendiri yang menganggap perang tersebut adalah antara Israel dan Hamas, bukan antara Israel (kaum kufar) dengan umat Islam (ter-masuk mereka). Ketika penduduk Gaza mendapati serangan darat dari Israel yang tidak mengenal waktu, maka mereka berkomentar : baik Israel maupun Hamas tidak pernah memberitahu kami kapan mereka akan bertempur dan saling serang, semuanya terjadi begitu saja dan tiba-tiba.
2.       ketika begitu banyak anak-anak (termasuk bayi) yang terbunuh (dari 1000-an korban syahid, 400-an adalah balita) akibat serangan membabi buta militer Israel, lalu nampak sekali banyak para ba-pak dari balita yang tewas itu masih segar bugar bahkan tidak mengalami luka secuil pun sambil menangisi anak-anak mereka tersebut. Ke mana para bapak itu saat hantaman amunisi militer Is-rael menerpa tubuh-tubuh mungil mereka yang belum berdaya apa pun selain menangis?
3.       ketika militer Israel melakukan jeda serangan (sekitar 3 jam per hari), ternyata masih begitu banyak para pemuda (usia mulai dari 20-an hingga 50-an) di Gaza yang sehat, kekar, bugar dan beraqal yang merubungi bahkan mengais-ngais puing-puing bangunan atau bagian kota Gaza yang hancur akibat hantaman serangan militer Israel. Mengapa mereka baru nampak bermunculan saat rehat, di mana mereka saat pasukan Israel melakukan serangan? Bersembunyikah, mengapa?
4.       Hamas sendiri melalui pemimpinnya Ismail Haniyah (إِسْمَاعِيلُ هَنِيَّةُ) masih mengartikulasikan isyu perdamaian dan diplomasi di tengah-tengah serangan militer Israel yang nyata-nyata telah membi-nasakan begitu banyak umat Islam (apalagi jika dihitung sejak tahun 1948) dan menghancurkan Dunia Islam yang selalu mereka lakukan paling tidak sejak sebelum Perang Dunia I (saat Sultan Abdul Hamid II memimpin Khilafah). Mengapa hal itu masih ada dalam benak para pemimpin Hamas?

Demikianlah realitas sikap aneh umat Islam hingga kini dan semakin nampak jelas kekisruhannya terutama dalam menghadapi dan mensikapi agresi militer Israel ke Gaza saat ini. Lalu, bagaimana me-ngurai persoalan sikap mereka itu dan menganalisisnya dengan “pisau bedah” syariah Islamiyah?


Memahami realitas sikap umat Islam kasus per kasus
Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan dan atau pemposisian yang diterima oleh seseorang atau satu pihak atau satu komunitas di tengah-tengah pola kehidupan plural alias heterogen. Pembedaan perlakuan tersebut bisa karena latar belakang ideologi, politik, kebangsaan maupun agama dan dalam kasus kaum muslim warga negara AS atau minimal yang bermukim di negara itu, diskriminasi yang di-berlakukan terhadap mereka adalah karena latar belakang ideologi dan agama.
Islamofobia adalah sikap takut atau khawatir atau benci atau dengki kaum kufar terhadap Islam dan umat Islam yang menunjukkan konsistensinya dalam menerapkan Islam di arena kehidupan dunia. Islamofobia ini telah mengalami dua kali atau dua periode puncaknya, yakni : (1) saat terjadinya Pe-rang Salib yang berlangsung dari tahun 1096 hingga tahun 1247 dan (2) saat terjadinya peristiwa 11 September 2001 hingga sekarang.
Oleh karena itu seharusnya kaum muslim di mana saja termasuk di AS tidak perlu kaget apalagi terkejut dengan selalu adanya realitas diskriminasi maupun Islamofobia yang menjadi sikap khas serta orisinal kaum kufar plus negara-negaranya. Artinya, sikap memberlakukan diskriminasi terhadap umat Islam dan Islamofobia adalah sikap pokok dan asasi kaum kufar sehingga berlaku kaidah :
اَلأَصْلُ بَقَاءُ مَاكَانَ عَلَى مَاكَانَ
“asal atau pokok realitas sesuatu itu adalah tetapnya segala keadaan sesuatu itu pada segala keadaan semula sesuatu tersebut”.
Inilah yang diinformasikan dan ditunjukkan oleh pernyataan Allah SWT :
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ (البقرة : 120)
وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (البقرة : 217)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ (آل عمران : 118)
إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (آل عمران : 120)
yang menunjukkan :
1.       penggunaan lafadz لَنْ dan حَتَّى pada bagian وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ memastikan bahwa realitas pokok dan asal dari sikap kaum kufar (اَلأَصْلُ فِيْ مَوْقِفِ الْكُفَّارِ مِنَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى) adalah dengki (حَقْدًا) dan benci (غَضَبًا) kepada Islam beserta umat Islam, lalu mereka ekspresikan sikap itu dalam bentuk Islamofobia : حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ.
2.       lafadz إِنَّ yang diikuti لَئِنْ dalam bagian إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ di-gunakan untuk memastikan bahwa realitas pokok dan asal dari sikap kaum muslim adalah tetap me-ngikuti hidayah dari Allah SWT yakni Islam : بَقَاءُهُمْ فِيْ اتِّبَاعِ الْهُدَى مِنَ اللهِ وَهُوَ الإِسْلاَمُ untuk menghada-pi sikap kaum kufar tersebut. Jika sikap asal dan pokok yang diwajibkan oleh Allah tersebut tidak dilakukan oleh kaum muslim maka dipastikan akan terjadinya kekalahan umat Islam dan kemena-ngan kaum kufar : مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ.
3.       bagian ayat وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا merupakan informasi dari Allah SWT bahwa realisasi sikap kaum kufar yang لَنْ تَرْضَى عَنْكَ adalah dengan cara mereka akan selalu mem-berlakukan perang kepada umat Islam dan Islam. Inilah kebencian yang mereka tampakan secara jelas dari ucapan maupun sikap mereka dan tentu saja rencana jahat (كَيْدُهُمْ) yang ada dalam pikiran mereka akan jauh lebih besar dan dahsyat lagi dari itu : وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ. Inilah mengapa (اَلْعِلَّةُ) Allah SWT mengharamkan umat Islam menjadikan kaum kufar sebagai orang kepercayaan (بِطَانَةً).
4.       bagian ayat إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا telah membongkar وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ dan oleh karena itu sikap yang Allah SWT wajibkan kepada umat Islam dalam menghadapi realitas pokok dan asasi kaum kufar tersebut adalah تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا yakni اَلإِعْتِصَامُ بِدِيْنِ الإِسْلاَمِ وَالإِلْتِزَامُ بِهِ, sehingga terjadilah keadaan لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا yaitu umat Islam akan tetap dalam keadaan aman untuk me-lanjutkan dan melestarikan kehidupan Islami mereka (Khilafah).
5.       bagian ayat وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ mengungkapkan pemikiran tentang jika umat Islam tidak melaksanakan kewajiban اَلإِعْتِصَامُ بِدِيْنِ الإِسْلاَمِ وَالإِلْتِزَامُ بِهِ maka selain itu akan mengakibatkan mereka ditimpa adzab di akhirat (فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الْآخِرَةِ), tapi juga dipastikan akan mengalami kehancuran hidup di dunia : فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا, yakni han-cur dan lenyapnya kehidupan Islami mereka dalam wadah Khilafah. Seluruh kewajiban itu hanya dapat dilakukan oleh mereka bila mereka manggunakan aqalnya untuk memahami mana yang Islam dan mana kekufuran : قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ.
Oleh karena itu, munculnya kegembiraan pada kaum muslim yang ada di negara AS atas kemena-ngan Barack Obama (alias kekalahan John McCain yang dianggap sangat anti Islam) dan pernyataan sangat berharap mereka kepada Obama : untunglah kandidat presiden dari Partai Republik akhirnya kalah. Umat Muslim AS yang 89 persen memilih Barack Obama tentu berharap ada semacam peruba-han. Sudah seharusnya Obama mengubah kebijakan warisan pemerintahan Bush yang mendiskrimina-si umat Islam, sebab tujuh juta Muslim Amerika telah turut berjasa membangun negeri itu, adalah si-kap yang sangat aneh. Keanehan sikap mereka itu ditunjukkan dengan pasti oleh :
1.      sikap membedakan antara Amerika sebagai The United States of America, Amerika sebagai bagian dari bumi yang telah diciptakan oleh Allah SWT, Presiden AS dan sosok setiap presiden itu sendiri. Memang benar Amerika adalah negeri (اَلْبَلَدُ) yang dari jatidiri apa adanya sama saja dengan negeri-negeri lainnya (اَلْبِلاَدُ الآخَرُ) termasuk Indonesia. Namun, saat ini di negeri tersebut telah dan tengah bercokol sebuah negara kufur (اَلدَّوْلَةُ الْحَرْبِيَّةُ) yang secara de facto (فِعْلاً) maupun de jure (حُكْمًا) selalu memerangi Islam dan kaum muslim : Iraq, Afghanistan, Palestina. Sehingga status hukum negeri Amerika dengan The United States of America (USA) adalah sama saja dalam pandangan Islam yakni negeri kufur yang didalamnya bercokol negara kufur USA.
Demikian juga realitas sosok seseorang yang menjadi presiden AS dengan posisinya sebagai presi-den AS, sama sekali tidak boleh dipisahkan dan memang mustahil dipisahkan. Hal itu karena secara empirik konstitusional memastikan bahwa sejak presiden AS pertama hingga yang ke-43 (George Walker Bush) seluruhnya dipilih oleh the people of America lalu dilantik adalah untuk memberla-kukan dan menerapkan (eksekutif) konstitusi AS berikut semua perundang-undangan yang memas-tikan jatidiri negara AS tersebut. Hal yang sama adalah pasti berlaku atas Barack Obama yang se-gera akan dilantik pada tanggal 20 Januari 2009 sebagai presiden AS ke-44. Contoh sangat nyata adalah sejak negara Israel berdiri bulan Mei 1948, maka sejak itu semua presiden AS diwajibkan oleh konstitusi untuk melindungi bahkan menganak-emaskan negara tersebut. Jadi, sehubungan de-ngan posisi Israel dan kepentingan AS di wilayah Timur Tengah, maka antara Bush dengan Barack Obama akan identik dan tipikal yakni membela, melindungi serta menganak-emaskan Israel. Inilah yang dilakukan Obama sesaat setelah dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden AS, yakni segera saja meyakinkan Israel lewat American Israel Public Relations Committee (AIPAC), organi-sasi pelobi Israel paling berpengaruh di Amerika untuk menyampaikan pidato pro-Israel. Bahkan dalam menanggapi agresi militer Israel ke Gaza, secara berulang-ulang Obama menyatakan bahwa Israel memiliki hak untuk melindungi diri. Lalu, akankah sikap negara AS berubah signifikan “ha-nya” karena presiden ke-44 nya adalah Barack Obama yang dipilih oleh 89 persen dari tujuh juta Muslim Amerika? Inilah keanehan (kesalahan) yang nyata dari pemikiran dan sikap umat Islam AS yang diwakili oleh Abdus Sattar Ghazali saat menyatakan harapan : sudah seharusnya Obama me-ngubah kebijakan warisan pemerintahan Bush yang mendiskriminasi umat Islam, sebab tujuh juta Muslim Amerika telah turut berjasa membangun negeri itu. Sekali lagi ini adalah harapan sangat kosong dan sangat konyol selain sangat salah dalam pandangan Islam.
2.      Abdus Sattar Ghazali dan umat Islam AS lainnya sudah pasti mengalami atau paling tidak mengin-dera semua sikap pemerintah AS terhadap mereka terutama pasca peristiwa 11 September 2001 yang berupa diskriminasi, Islamofobia, sikap anti Islam, dibayang-bayangi undang-undang teroris-me, diawasi dengan super ketat dan sebagainya. Namun demikian, mengapa mereka masih memili-ki dan mempertahankan harapan yang sangat besar untuk hidup mulia di negara AS dengan bukti mereka tetap bertahan tinggal di sana? Tentu saja faktor yang membuat mereka tetap bertahan hi-dup di AS adalah kepentingan pragmatis baik sesaat (income) maupun jangka panjang : hidup enak hingga mati. Jadi kegundahan Ghazali saat masa kampanye pemilihan presiden AS 2008 karena ada dan munculnya berbagai aksi, trik, propaganda, hasutan yang anti Islam adalah tidak ada artinya sama sekali sebab pada saat yang bersamaan dia (juga lainnya) sangat percaya dan optimis bahwa Negara AS beserta pemerintahannya yang akan dipimpin oleh Obama pasti akan memberikan kese-jahteraan dan kemuliaan hidup di dunia kepada mereka. Mereka nyata-nyata telah melanggar lara-ngan Allah SWT ketika menyatakan :
الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا (النساء : 139)
Kemudian pada kasus tanggapan umat Islam sedunia terhadap agresi militer Israel ke Gaza, rinci-an pembahasannya adalah sebagai berikut :
1.       meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi yang mengharuskan Israel meng-hentikan agresinya ke Gaza atau meminta kepada AS untuk menghentikan agresi militer Israel ter-sebut, adalah sikap umat Islam yang :
a.       telah melanggar perkara yang diharamkan oleh Allah SWT yakni اَلتَّحَاكُمُ اِلَى الطَّاغُوْتِ (menyerah-kan penetapan hukum untuk suatu persoalan kepada kaum kufar) :
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ ءَامَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا (النساء : 60)
b.       mustahil akan dapat dipenuhi baik oleh Dewan Keamanan (DK) PBB maupun AS, sebab telah menjadi realitas hakiki DK PBB yang paling menentukan lolos atau tidaknya suatu rancangan resolusi yang berhubungan dengan sepak terjang Israel adalah AS yakni dengan langsung mem-vetonya atau paling tidak bersikap abstain, seperti pada kasus rancangan resolusi untuk agresi militer Israel ke Gaza. Lagipula setelah resolusi DK PBB yang dimaksud berhasil ditetapkan karena tidak diveto oleh AS, maka di lapangan resolusi tersebut sama sekali tidak ada artinya karena Israel menganggapnya tidak ada keharusan bagi mereka untuk dilaksanakan dan ditaati.
2.       kaum Yahudi itu jangankan hanya dikutuk oleh manusia walau sejagat, sedangkan dilaknat oleh Allah SWT sekali pun mereka “tenang-tenang” saja. Inilah yang diinformasikan oleh Allah SWT dalam Al-Quran :
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (المائدة : 78)
Lalu, tentang memberikan bantuan dana, makanan dan obat-obatan plus tenaga medisnya kepada kaum muslim di Gaza memang tepat dari aspek kondisi emergency alias gawat darurat. Artinya dari sisi pandang ini apa yang dilakukan oleh Palang Merah Internasional (PMI), Bulan Sabit Merah (BSM), MER-C dan sebagainya adalah benar dan tepat. Namun, dari sudut pandang lain yakni dari realitas telah dan tengah terjadinya pembantaian massal umat Islam yang dilakukan oleh Israel, maka posisi PMI, BSM, MER-C dan lainnya itu mau tidak mau, sadar atau tidak, langsung atau tidak telah merestui atau paling tidak membiarkan aksi pembantaian massal tersebut. Seolah rom-bongan LSM medis ini berkata : silahkan teruskan aksi pembantaian anda karena itu urusan anda, tugas kami adalah menampung, merawat dan mengobati korban baik yang mati maupun terluka. Tentu saja sikap ini adalah salah menurut Islam, sebab telah membiarkan umat Islam dibunuh bah-kan dibantai secara massal di depan mata saudaranya sendiri sesama muslim tanpa berbuat apa pun selain hanya konsisten berposisi sebagai tim medis yang baru akan bergerak cepat saat telah riil ada korban, mati maupun terluka. Padahal Rasulullah saw menyatakan :
لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ النَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالثَّيِّبُ الزَّانِي وَالْمَارِقُ مِنْ الدِّينِ التَّارِكُ لِلْجَمَاعَةِ (رواه البخاري)
لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ الثَّيِّبُ الزَّانِي وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ (رواه مسلم)
3.       aksi unjuk rasa menentang agresi militer Israel ke Gaza dan anti Israel memang tepat dan benar di-lakukan di negeri-negeri Islam yang sangat jauh jaraknya dari Palestina, seperti Indonesia, Malay-sia, Singapura, Pakistan, India dan sebagainya. Tujuan aksi tersebut adalah untuk menunjukkan se-cara pasti dan gamblang kepada seluruh umat Islam siapa sebenarnya Israel dalam peta konspirasi konstelatif global yang dipimpin oleh AS dan sama sekali bukan untuk meminta, memohon, me-ngemis kepada DK PBB atau AS atau kekuatan kekufuran lainnya. Namun sangat disayangkan jus-tru fakta yang terjadi di Indonesia, Malaysia, Pakistan, Mesir, Iraq dan sebagainya adalah serang-kaian unjuk rasa yang mengusung permintaan, permohonan dan aksi mengemis umat Islam kepada DK PBB, AS, Uni Eropa dan kekuatan kekufuran lainnya. Tentu saja unjuk rasa seperti itu adalah haram dilakukan umat Islam di mana pun (baik yang jauh dari Palestina apalagi yang dekat), kare-na sekali lagi telah menyerahkan penyelesaian suatu persoalan yang menyangkut atau menimpa ka-um muslim kepada kaum kufar. Allah SWT menyatakan :
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ ءَامَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا (النساء : 60)
Terlebih persoalan yang tengah menimpa kaum muslim tersebut ternyata sengaja dibuat dan ditim-pakan oleh kaum kufar itu sendiri yang dengan kata lain merekalah penyebabnya secara pasti. Oleh karena itu, secara dalil aqliy pun bagaimana mungkin umat Islam meminta pertolongan dan bantu-an atas penderitaan yang tengah mereka alami kepada kaum kufar yang nyata-nyata menjadi penye-bab satu-satunya penderitaan mereka tersebut. Inilah keanehan lainnya dari sikap umat Islam saat ini di mana pun. Lalu, bagaimana menurut Islam aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh umat Islam di negeri-negeri yang sangat dekat dengan Palestina : Mesir, Lebanon, Yordania, Syria, Tepi Barat, Ramalah dan sebagainya? Untuk memahami realitas tersebut dapat ditelusuri berdasarkan pernyata-an Rasulullah saw :
الْمُسْلِمُونَ تَتَكَافَأُ دِمَاؤُهُمْ وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ يَسْعَى بِذِمَّتِهِمْ أَدْنَاهُمْ وَيُرَدُّ عَلَى أَقْصَاهُمْ (رواه ابن ماجه)
Makna lafadz تَتَكَافَأُ adalah تَتَسَاوِيْ فِي اْلقِصَاصِ وَالدِّيَاتِ لاَ يَفْضُلُ شَرِيْفٌ عَلَى وَضِيْعٍ : berkedudukan setara da-lam qishash maupun diyat, tidak ada keutamaan orang mulia atas orang biasa. Makna bagian ha-dits وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ adalah :
اَللاَّئِقُ بِحَالِهِمْ أَنْ يَكُوْنُوْا كَيَدٍ وَاحِدَةٍ فِي التَّعَاوُنِ وَالتَّعَاضُدِ عَلَى اْلأَعْدَاءِ فَكَمَا أَنَّ الْيَدَ الْوَاحِدَةَ لاَ يُمْكِنُ أَنْ يَمِيْلَ بَعْضُهَا إِلَى جَانِبٍ وَبَعْضُهَا إِلَى جَانِبٍ آخَرَ فَكَذَلِكَ اللاَّئِقُ بِشَأْنِ الْمُؤْمِنِيْنَ
“keterpautan keadaan mereka yakni mereka itu seperti satu tangan dalam aksi saling menolong dan saling membantu/mendukung untuk menghadapi musuh-musuh mereka. Hal itu persis seperti satu tangan yakni tidak mungkin sebagiannya akan mengarah ke satu sisi sementara sebagian lainnya mengarah ke sisi yang lain. Demikian pula keterpautan keadaan kaum mukmin”.
Makna bagian hadits يُرَدُّ عَلَى أَقْصَاهُمْ adalah :
يَرُدُّ اْلأَقْرَبُ مِنْهُمُ الْغَنِيْمَةَ عَلَى اْلأَبْعَدِ وَالْمُرَادُ أَنَّ مَنْ حَضَرَ الْوَقْعَةَ فَالْقَرِيْبُ وَالْبَعِيْدُ وَالْقَوِيُّ وَالضَّعِيْفُ مِنْهُمْ فِي الْغَنِيْمَةِ سَوَاءٌ وَقَالَ السُّيُوْطِيُّ يُرَدُّ عَلَى أَقْصَاهُمْ أَيْ أَبْعَدَهُمْ وَذَلِكَ فِي الْغَزْوِ أَيْ إِذَا دَخَلَ الْعَسْكَرُ أَرْضَ الْحَرْبِ فَوَجَّهَ اْلإِمَامُ مِنْهُ السَّرَايَا فَمَا غُنِمَتِ الْغَنِيْمَةُ رُدَّ لِلسَّرَايَا وَظَهَرَ يَرْجِعُوْنَ إِلَيْهِمْ
“sebagian dari kaum muslim yang sangat dekat kepada ghanimah memberikannya kepada seba-gian mereka yang sangat jauh dari ghanimah. Maksudnya adalah siapa pun yang hadir dalam pe-perangan, maka yang dekat (dari arena perang), yang jauh (dari arena perang), yang kuat maupun yang lemah semuanya memiliki hak yang sama atas ghanimah. As-Suyuthiy menyatakan yang di-maksud oleh أَقْصَاهُمْ adalah أَبْعَدَهُمْ dan hal itu terjadi dalam perang yakni ketika pasukan memasuki tempat perang lalu Imam menugaskan sebagian dari pasukan itu sebagai tim ekspedisi, maka apa pun yang diperoleh sebagai ghanimah akan diberikan kepada tim ekspedisi tersebut yakni sesaat mereka kembali kepada inti pasukan”.
Imam Qurthubiy ketika menjelaskan (عِنْدَ تَفْسِيْرِهِ) pernyataan Allah SWT :
انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (التوبة : 41)
menyatakan :
وَقَدْ تَكُوْنُ حَالَةٌ يَجِبُ فِيْهَا نَفِيْرُ اْلكُلِّ وَذَلِكَ إِذَا تَعَيَّنَ الْجِهَادُ بِغَلَبَةِ الْعَدُوِّ عَلَى قَطْرٍ مِنَ اْلأَقْطَارِ, أَوْ بِحُلُوْلِهِ بِالْعَقْرِ, فَإِذَا كَانَ ذَلِكَ وَجَبَ عَلَى جَمِيْعِ أَهْلِ تِلْكَ الدَّارِ أَنْ يَنْفِرُوْا وَيَخْرُجُوْا ِإلَيْهِ خِفَافًا وَثِقَالاً, شَبَابًا وَشُيُوْخًا, كُلٌّ عَلَى قَدَرِ طَاقَتِهِ, مَنْ كَانَ لَهُ أَبٌ بِغَيْرِ إِذْنِهِ وَمَنْ لاَ أَبَ لَهُ, وَلاَ يَتَخَلَّفُ أَحَدٌ يَقْدُرُ عَلَى الْخُرُوْجِ, مِنْ مُقَاتِلٍ أَوْ مُكْثِرٍ. فَإِنْ عَجَزَ أَهْلُ تِلْكَ الْبَلْدَةِ عَنِ الْقِيَامِ بِعَدُوِّهِمْ كَانَ عَلَى مَنْ قَارَبَهُمْ وَجَاوَرَهُمْ أَنْ يَخْرُجُوْا عَلَى حَسَبِ مَا لُزِمَ أَهْلُ تِلْكَ الْبَلْدَةِ, حَتَّى يَعْلَمُوْا أَنَّ فِيْهِمْ طَاقَةً عَلَى الْقِيَامِ ِبهِمْ وَمُدَافِعَتِهِمْ. وَكَذَلِكَ كُلُّ مَنْ عَلِمَ بِضَعْفِهِمْ عَنْ عَدُوِّهِمْ وَعَلِمَ أَنَّهُ يُدْرِكُهُمْ وَيُمْكِنُهُ غَيَاثَهُمْ لَزِمَهُ أَيْضًا اَلْخُرُوْجُ إِلَيْهِمْ, فَالْمُسْلِمُوْنَ كُلُّهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ, حَتَّى إِذَا قَامَ بِدَفْعِ الْعَدُوِّ أَهْلُ النَّاحِيَةِ الَّتِيْ نَزَلَ الْعَدُوُّ عَلَيْهَا وَاحْتَلَّ بِهَا سَقَطَ الْفَرْضُ عَنِ اْلآخَرِيْنَ. وَلَوْ قَارَبَ الْعَدُوُّ دَارَ اْلإِسْلاَمِ وَلَمْ يَدْخُلُوْهَا لَزِمَهُمْ أَيْضًا اَلْخُرُوْجُ إِلَيْهِ, حَتَّى يُظْهَرَ دِيْنُ اللهِ وَتُحْمَى الْبَيْضَةُ وَتُحْفَظَ الْحَوْزَةُ وَيُخْزَى الْعَدُوُّ. وَلاَ خِلاَفَ فِيْ هَذَا.
“kadang-kadang ada suatu keadaan yang mewajibkan pengiriman seluruh pasukan, hal itu terjadi ketika jihad harus menghadapi musuh yang sangat banyak di suatu kawasan atau untuk menghan-curkannya secara total. Apabila hal itu terjadi maka wajib atas seluruh penduduk negeri itu untuk berangkat dan keluar menuju medan jihad baik dalam keadaan ringan maupun berat, pemuda maupun orang tua, semuanya sesuai dengan kadar kekuatannya, yang masih punya bapak tak per-lu ijinnya apalagi yang sudah tidak punya bapak. Siapa pun yang mampu keluar menuju medan ji-had tidak boleh tinggal, dia wajib menjadi bagian dari perang dan penyerbuan. Lalu bila pendu-duk negeri tersebut tidak mampu untuk melawan musuh mereka, maka wajib atas seluruh muslim yang dekat dengan mereka dan bertetangga dengan mereka untuk keluar menuju jihad sesuai dengan semua kewajiban yang berlaku atas penduduk negeri tersebut, hingga mereka tahu pasti bahwa dalam diri mereka terwujud kekuatan untuk melawan musuh mereka sekaligus memperta-hankan diri mereka. Demikian juga, setiap orang yang mengetahui kelemahan mereka (penduduk negeri itu) untuk melawan musuh mereka dan dia tahu bahwa dirinya mampu mencapai mereka serta memungkinkan untuk melindungi mereka, maka wajib baginya untuk keluar mendatangi me-reka. Hal itu karena kaum muslim seluruhnya adalah tangan bagi yang lainnya, sehingga jika pen-duduk suatu bagian negeri melakukan perlawanan kepada musuh yang tengah menguasai negeri tersebut dan berhasil mengambil alihnya kembali dari musuh itu, maka kewajiban jihad telah gugur dari kaum muslim di bagian negeri lainnya. Seandainya musuh telah berada dekat dengan Negara Islam namun masih belum memasukinya, maka tetap saja wajib bagi kaum muslim untuk keluar mengusir mereka, hingga dengan demikian agama Allah (Islam) dapat dimenangkan, kehor-matan dapat dipelihara, kepentingan dapat dijaga dan sekaligus musuh dapat disingkirkan dan di-hinakan. Tidak ada perbedaan pendapat dalam hal ini”.
Oleh karena itu, maksud dari bagian hadits وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ adalah kewajiban jihad melawan musuh (kaum kufar) itu bersifat اَلأَقْرَبُ فَالأَقْرَبُ yakni ketika kaum muslim yang bermukim di suatu negeri (misal Palestina) telah tidak mampu lagi menghadapi musuh tersebut, maka seluruh umat Is-lam yang tinggal berdekatan dengan mereka (قَارَبَهُمْ) atau bertetangga dengan mereka (جَاوَرَهُمْ) wajib keluar dari negerinya masing-masing untuk menuju tempat terjadinya pertempuran tersebut (Pales-tina). Kewajiban itu terus akan berlaku atas seluruh kaum muslim di dunia hingga ada kepastian bahwa mereka dapat melawan kaum kufar dan memusnahkannya atau paling tidak mengusirnya da-ri negeri Islam tersebut.
Lalu, bila ketentuan Islam tentang jihad yang disepakati ini (وَلاَ خِلاَفَ فِيْ هَذَا) diterapkan kepada rea-litas umat Islam yang tinggal di Mesir, Lebanon, Yordania, Syria, Tepi Barat, Ramalah dan seba-gainya yang notabene adalah berdekatan dengan umat Islam di Palestina dan bertetangga dengan mereka, maka yang diwajibkan oleh Islam atas mereka semuanya adalah keluar dari negerinya masing-masing untuk bersama-sama menuju Palestina khususnya Gaza untuk bergabung dengan seluruh umat Islam yang ada di dalam negeri Palestina sendiri supaya dapat memunculkan kekuat-an yang dahsyat dalam melawan Israel serta menghancurkannya hingga tidak ada lagi tersisa di mu-ka bumi untuk selamanya. Inilah yang wajib mereka lakukan dan sama sekali bukan unjuk rasa, demonstrasi, mendengarkan ceramah Yusuf Qaradlawiy, Hasan Nashrullah, Mahmud Ahmadine-jad, Ismail Haniyah dan lainnya maupun aksi-aksi lainnya.
4.       realitas tidak ada pertautan apa pun antara perang yang dilancarkan sepihak oleh Israel dengan po-sisi kaum muslim di Gaza sendiri, bahkan mereka menganggap perang yang tengah berkecamuk adalah “urusan” Hamas dengan Israel semata, memastikan bahwa sikap kaum muslim telah sepe-nuhnya didominasi dan dikendalikan oleh kepentingan naluriah mereka (اَهْوَاءُهُمْ), baik bersifat indi-vidual (فَرْدِيَّةً), keluarga (عَائِلِيَّةً), kelompok (جَمَاعِيَّةً) maupun kebangsaan (قَوْمِيَّةً). Islam berikut seluruh pemikiran pokok maupun cabangnya telah tercerabut dan terjauhkan dari sikap dan pola hidup me-reka harian di dunia dan itu telah berlangsung hampir 85 tahun. Bahkan fakta begitu banyaknya ba-lita yang terbunuh sementara para bapak mereka masih segar bugar hidup, semakin mempertelakan bahwa sekedar kepentingan membela keluarga sekali pun telah lenyap tergantikan oleh kepentingan menyelamatkan nyawa sendiri. Demikian juga, kenyataan masih begitu banyaknya para pemuda muslim Gaza (Palestina) yang sehat, kekar, bugar dan beraqal namun tidak melakukan aksi perla-wanan apa pun terhadap militer Israel padahal mereka wajib melakukannya dengan cara maupun wasilah apa pun (termasuk bom bunuh diri), semakin memastikan bahwa mereka telah tidak lagi menjadikan Islam sebagai asas sikap dan tingkah laku dalam kehidupan mereka. Akibatnya, saat militer Israel tengah melakukan serangan dan gempuran brutalnya kepada mereka, maka mereka serta merta saja lari bersembunyi menyelamatkan nyawanya masing-masing. Mereka baru punya nyali keberanian untuk keluar dari persembunyian saat Israel melakukan jeda serangan selama tiga jam setiap harinya. Mereka telah sepenuhnya melupakan ketentuan Islam saat berhadapan dengan kaum kufar seperti yang dinyatakan oleh Rasulullah saw dalam sebuah khutbah :
أَيُّهَا النَّاسُ لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ وَسَلُوا اللَّهَ الْعَافِيَةَ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ (رواه البخاري)
Mereka telah riil menjelma sebagai manusia-manusia loyalis kaum kufar dan kekufuran, sehingga sangat takut kepada Islam yang selalu mereka anggap (يَزْعُمُوْنَ) akan mengantarkan kepada kematian (حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ) atau paling tidak kepada kesengsaraan hidup di dunia. Mereka lah yang di-maksudkan oleh pernyataan Rasulullah saw :
يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ (رواه ابو داود)
5.       kemenangan Hamas dalam pemilu terakhir di Palestina yang mengantarkan Ismail Haniyah sebagai Perdana Menteri adalah awal dari kekalahan dan kehancuran Hamas sebagai gerakan perlawanan secara fisik dan ideologis terhadap Israel. Hal itu karena dengan terlibat secara penuh dalam sistem demokrasi, maka secara ideologis antara Hamas dan zionis Israel telah 100 persen sama dan tidak ada lagi perbedaan apa pun sekecil apa pun di antara mereka. Kekalahan dan kebangkrutan Hamas pun berlanjut saat mereka setuju berbagi daerah kekuasaan dengan Faksi Fatah pimpinan Mahmud Abbas, yakni Fatah di Tepi Barat dan Ramalah sedangkan Hamas di Jalur Gaza dan akhirnya ter-jadilah agresi militer Israel ke Gaza sejak 27 Desember 2008 hingga saat ini. Oleh karena itu bukan hal yang mengejutkan jika di tengah-tengah agresi sadis, brutal, biadab militer Israel di Gaza, para pemuka Hamas terutama Ismail Haniyah masih mengagendakan perdamaian dan diplomasi dengan pihak kufur Israel. Inilah akibat mereka meninggalkan Islam dengan merelakan diri untuk menjadi loyalis sejati pengusung demokrasi sekularistik : حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ.
Wal hasil, seluruh sikap umat Islam yang aneh nan kisruh tersebut telah sepenuhnya menjadi pe-mulus jalan bagi kaum kufar berikut sistem kufurnya untuk semakin mengokohkan kemenangan ideo-logis mereka atas Islam dan Dunia Islam. Agresi militer AS di Iraq maupun Afghanistan atau Israel di Gaza hanyalah permainan di sela waktu senggang sebab perang dan pertempuran yang sebenarnya te-lah lama mereka menangkan yakni saat mereka berhasil meruntuhkan Khilafah Islamiyah hampir 85 ta-hun yang lalu. Itulah kemenangan telak ideologi kufur atas ideologi Islam yang belum pernah terjadi sebelumnya kecuali di awal abad ke-20 tersebut.


Islam : asas berpikir (قَاعِدَةً فِكْرِيَةً) dan kepemimpinan ideologis (قِيَادَةً فِكْرِيَةً)
Realitas Islam, aqal dan berpikir adalah satu kesatuan yang utuh dan tidak boleh dipisahkan atau dibiarkan terpisah walau sedikit demi sedikit. Hal itu karena Al-Quran sebagai sumber informasi selu-ruh pemikiran dalam Islam hanya bisa berdaya guna (مُسْتَعْمَلاً) bagi kehidupan manusia di dunia apabila aqal mereka sepenuhnya difungsikan dalam upaya memahaminya. Allah SWT menyatakan :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (يوسف : 2)
yang memastikan bahwa realitas Bahasa Arab dan Al-Quran adalah dua perkara yang bila digunakan dengan benar oleh manusia, maka aqal mereka akan tetap terpelihara fungsinya yakni اَلتَّفْكِيْرُ. Sebalik-nya, bila aqal mereka dibiarkan liar bertumpu pada informasi naluriah semata maka kemanusiaan ma-nusia akan sirna dan berganti otomatis dengan kebinatangan binatang. Inilah yang digambarkan oleh Allah SWT dalam ayat :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (الأعراف : 179)
Oleh karena itu, Allah SWT menjadikan seluruh informasi dalam Al-Quran sebagai wasilah bagi manusia (termasuk bagi Rasulullah saw) untuk tetap memelihara dan mempertahankan jatidiri mereka sebagai manusia yang berbeda dengan binatang, yakni supaya mereka tetap memberlangsungkan proses berpikir dengan menggunakan informasi tentang benar (اَلْحَقُّ) dan salah (اَلْبَاطِلُ) :
a.       حِسِّيًا yaitu yang diperoleh manusia melalui penggunaan indera mereka (mata dan telinga) dan ini selain akan berfungsi secara alami seiring dengan perkembangan usia manusia di dunia melainkan juga diperintahkan oleh Allah SWT untuk dilakukan manusia setiap saat sepanjang mereka hidup. Hal itu dapat mereka lakukan dengan melakukan penginderaan terhadap realitas kehidupan manu-sia di dunia lalu hasilnya distandardisasi oleh informasi wahyu. Allah SWT menyatakan :
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ ءَاذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ (الحج : 46)
b.       نَقْلِيًا yaitu seluruh informasi yang diperoleh manusia dari wahyu Allah SWT melalui Rasulullah Muhammad saw yang sekaligus menjadi standard (اَلْمِقْيَاسُ) untuk memutuskan halal dan haram da-lam realitas kehidupan manusia di dunia.
Dengan demikian Islam yang seluruh pemikirannya bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah wa-jib menjadi asas atau kaidah atau aturan main dalam berpikir (قَاعِدَةً فِكْرِيَةً) dalam memutuskan dilaku-kan atau tidak dilakukannya suatu sikap atau perbuatan atau tindakan manusia di dunia. Hal ini diper-telakan sangat nyata oleh Allah SWT :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ (آل عمران : 118)
إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا (آل عمران : 120)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ (المائدة : 105)
Ucapan Allah SWT di bagian ayat لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ dan إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا merupakan informasi pasti otentik tentang realitas si-kap kaum kufar kepada umat Islam. Hal itu diinformasikan secara langsung oleh Allah karena sangat mungkin bahkan pasti informasi inderawi (حِسِّيًا) tentang sikap mereka tidak akan diperoleh kaum mus-lim berhubung mereka sangat pandai bermanuver menyembunyikan realitas tersebut dari penginderaan umat Islam : وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ. Oleh karena itulah, Allah SWT memberikan panduan secara makro kepada umat Islam dalam menghadapi kaum kufar yang sikapnya dipastikan selalu akan membahaya-kan Islam dan umat Islam : يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ (المائدة : 105). Panduan berikutnya dari Allah SWT adalah perintah bagi kaum muslim untuk menggunakan aqal mereka supaya dapat melakukan اَلإِهْتِدَاءُ tersebut : قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ. Bila seluruh panduan ini dilaksanakan dengan sempurna oleh umat Islam, maka kehidupan Islami mereka akan tetap terpelihara dan terjaga dengan aman : وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا atau لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ.
Realitas Islam seperti itu akan selalu memposisikan umat Islam berhadapan sebagai musuh de-ngan kaum kufar dan kekufurannya. Dari sinilah Islam tidak hanya sebagai asas atau kaidah atau atu-ran main dalam berpikir (قَاعِدَةً فِكْرِيَةً), melainkan harus diberlakukan oleh kekuatan kekuasaan dan pe-merintahan (the states alias negara alias اَلدَّوْلَةُ) atas seluruh umat manusia sesuai dengan posisi Islam itu sendiri sebagai رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ : وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (الأنبياء : 107). Inilah realitas Islam sebagai kepe-mimpinan ideologis (قِيَادَةً فِكْرِيَةً) yang telah diemban oleh Rasulullah saw lalu oleh para Khalifah selama lebih dari 1300 tahun dan itu diisyaratkan oleh Khalifah Abu Bakar :
اِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ وَلاَ بُدَّ لِهَذَا الدِّيْنِ مَنْ يَقُوْمُ بِهِ


Khatimah
Allah SWT menyatakan :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ (الأنفال : 24)


Rasulullah saw menyatakan :
أَمَّا رَأْسُ الْأَمْرِ فَالْإِسْلَامُ فَمَنْ أَسْلَمَ سَلِمَ وَأَمَّا عَمُودُهُ فَالصَّلَاةُ وَأَمَّا ذُرْوَةُ سَنَامِهِ فَالْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ (رواه احمد)

No comments:

Post a Comment