Realitas sikap umat Islam
saat ini
Abdus Sattar Ghazali dalam tulisannya yang dimuat
situs Daily Muslims menyatakan : diskrimi-nasi dan Islamofobia,
itulah tantangan terberat yang harus dihadapi umat Islam di Negeri Paman Sam
sepanjang tahun 2008. Tak mudah bagi Muslim di negeri itu hidup setara seperti
yang lainnya. Ini adalah tahun terberat Muslim AS (Amerika Serikat) setelah
peristiwa 9/11.
Peristiwa atau perkembangan lain yang dicatat oleh
Ghazali adalah :
1.
Islam disebut sebagai ancaman bagi Amerika. Tak
tanggung-tanggung, pernyataan itu dilontarkan seorang presiden Asosiasi Pers
New Jersey. Seorang kolumnis terkemuka di AS Cal Thomas juga menyuarakan sikap
anti Islam dan mendesak pemerintah AS agar tak lagi mengizinkan pembangu-nan
masjid di AS.
2.
seorang muslimah di Georgia dijebloskan ke penjara
gara-gara tak mau melepaskan hijabnya.
3.
baru-baru ini, perlakuan diskriminasi dialami oleh
sembilan orang Muslim warga AS yakni mereka diusir dari atas pesawat AirTran
Airways karena ucapan mereka tentang “tempat paling aman di pesawat” dianggap
sebagai bahaya. Mereka pun diperiksa otoritas keamanan Bandara Internasional
Washington DC.
4. setiap
hari Muslim Amerika harus menghadapi tekanan sangat berat yakni selalu dibayang-bayangi
undang-undang terorisme yang diciptakan pemerintahan Bush. Mereka pun harus
siap mental untuk menghadapi interogasi yang selalu dilakukan oleh Biro
Investigasi Federal (FBI : Federal Bureau Investigation). Mereka juga
harus menghadapi betapa ketatnya pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan
otoritas imigrasi dan bandara, selain harus mengalami diskriminasi saat akan
mendapat-kan pekerjaan baik di sektor publik maupun swasta.
Lalu, sepanjang kampanye
Pemilihan Presiden AS 2008 sikap fanatik dan Islamofobia seolah mencapai
klimaksnya dan itu ditunjukkan oleh sejumlah fakta :
1.
mantan wali kota New York Rudolph Guiliani (pendukung
partai Republik) melontarkan serangan kepada kubu Demokrat dengan ucapan : selama
empat hari di Denver, Demokrat sepertinya takut untuk menggunakan kata-kata
‘terorisme Islam’.
2.
John McCain sempat mencetuskan serangan terhadap Islam
dengan ungkapan : kekerasan radikal Islam adalah kejahatan.
3. untuk
mendongkrak perolehan suara Partai Republik maka disebarkan sebanyak 28 juta
kopi DVD teror propaganda yang diproduksi Israel dengan judul Obsession :
Radical Islam’s War Against the West yang dikirim ke rumah-rumah lewat pos
atau disisipkan dalam surat kabar. Aksi itu dibiayai oleh Clarion Fund yakni
sebuah lembaga milik bersama Israel dan Kanada.
Ghazali
menutup tulisannya dengan pernyataan : untunglah kandidat presiden dari
Partai Republik ak-hirnya kalah. Umat Muslim AS yang 89 persen memilih Barack
Obama tentu berharap ada semacam perubahan. Sudah seharusnya Obama mengubah
kebijakan warisan pemerintahan Bush yang mendis-kriminasi umat Islam, sebab
tujuh juta Muslim Amerika telah turut berjasa membangun negeri itu.
Akhir tahun 2008 tepatnya tanggal 27 Desember yang
lalu, Israel memulai agresi militernya ke Gaza dan hingga hari ke-20 (15
Januari 2009) telah mengakibatkan sedikitnya 1100 orang umat Islam yang syahid
dan 4600 yang terluka. Sepanjang 20 hari agresi militer itu hampir di seluruh
dunia ter-masuk di Dunia Barat (AS dan Eropa), umat Islam menunjukkan
penentangannya dengan berbagai aksi unjuk rasa yang mereka lakukan hampir
setiap hari secara serentak. Demonstrasi kaum muslim tersebut ditujukan untuk :
a.
meminta kepada Dewan Keamanan (Security Council
alias مَجْلِسُ
الأَمْنِ) PBB agar segera mengeluar-kan resolusi yang memerintahkan
Israel untuk menghentikan agresinya ke Gaza.
b.
meminta kepada AS untuk menghentikan agresi Israel ke
Gaza dan tidak selalu mendukung serta melindungi aksi-aksi negara zionis
tersebut.
c.
sama-sama mengutuk Israel dan mengajak umat Islam untuk
mendukung perjuangan kaum muslim di Gaza yang antara lain dengan menggalang
dana, makanan serta obat-obatan berikut tenaga me-disnya yang selanjutnya akan
dikirim ke Gaza. Bahkan hal ini telah dilakukan seperti oleh Forum Umat Islam
yang bekerjasama dengan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee),
termasuk oleh pemerintah NKRI yang telah mengirimkan tim medis beserta bantuan
dana sebesar 2 miliar ru-piah, obat-obatan maupun makanan.
Aksi unjuk rasa menentang agresi militer Israel ke
Gaza dan anti Israel tersebut tidak hanya di-lakukan di negara-negara yang
jaraknya ribuan kilometer dari Palestina seperti Indonesia, melainkan juga
dilakukan di negara-negara yang terletak di sekitar Palestina sendiri, seperti
Mesir, Yordania, Le-banon, Syria, Turki, Iraq, Iran dan sebagainya. Bahkan di
dalam negeri Palestina seperti Tepi Barat dan Ramalah, juga dilakukan unjuk
rasa serupa dengan di negeri-negeri lainnya. Pertunjukan lain dari arena perang
di Gaza adalah ternyata :
1.
antara realitas perang yang sedang berlangsung dengan
posisi umat Islam yang bermukim di Gaza, sama sekali tidak ada pertautan
apa pun bahkan sekedar pertautan naluriah alias perasaan. Hal ini ditunjukkan
oleh opini dan sikap sebagian besar penduduk Gaza sendiri yang menganggap
perang tersebut adalah antara Israel dan Hamas, bukan antara Israel (kaum
kufar) dengan umat Islam (ter-masuk mereka). Ketika penduduk Gaza mendapati
serangan darat dari Israel yang tidak mengenal waktu, maka mereka berkomentar :
baik Israel maupun Hamas tidak pernah memberitahu kami kapan mereka akan
bertempur dan saling serang, semuanya terjadi begitu saja dan tiba-tiba.
2.
ketika begitu banyak anak-anak (termasuk bayi) yang
terbunuh (dari 1000-an korban syahid, 400-an adalah balita) akibat serangan
membabi buta militer Israel, lalu nampak sekali banyak para ba-pak dari balita
yang tewas itu masih segar bugar bahkan tidak mengalami luka secuil pun sambil
menangisi anak-anak mereka tersebut. Ke mana para bapak itu saat
hantaman amunisi militer Is-rael menerpa tubuh-tubuh mungil mereka yang belum
berdaya apa pun selain menangis?
3.
ketika militer Israel melakukan jeda serangan (sekitar
3 jam per hari), ternyata masih begitu banyak para pemuda (usia mulai dari
20-an hingga 50-an) di Gaza yang sehat, kekar, bugar dan beraqal yang merubungi
bahkan mengais-ngais puing-puing bangunan atau bagian kota Gaza yang hancur
akibat hantaman serangan militer Israel. Mengapa mereka baru
nampak bermunculan saat rehat, di mana mereka saat pasukan Israel
melakukan serangan? Bersembunyikah, mengapa?
4.
Hamas sendiri melalui pemimpinnya Ismail Haniyah (إِسْمَاعِيلُ
هَنِيَّةُ) masih mengartikulasikan isyu perdamaian dan diplomasi di
tengah-tengah serangan militer Israel yang nyata-nyata telah membi-nasakan
begitu banyak umat Islam (apalagi jika dihitung sejak tahun 1948) dan
menghancurkan Dunia Islam yang selalu mereka lakukan paling tidak sejak sebelum
Perang Dunia I (saat Sultan Abdul Hamid II memimpin Khilafah). Mengapa
hal itu masih ada dalam benak para pemimpin Hamas?
Demikianlah realitas sikap aneh umat Islam hingga
kini dan semakin nampak jelas kekisruhannya terutama dalam menghadapi dan
mensikapi agresi militer Israel ke Gaza saat ini. Lalu, bagaimana
me-ngurai persoalan sikap mereka itu dan menganalisisnya dengan “pisau bedah”
syariah Islamiyah?
Memahami realitas sikap
umat Islam kasus per kasus
Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan dan atau
pemposisian yang diterima oleh seseorang atau satu pihak atau satu komunitas di
tengah-tengah pola kehidupan plural alias heterogen. Pembedaan perlakuan
tersebut bisa karena latar belakang ideologi, politik, kebangsaan maupun agama
dan dalam kasus kaum muslim warga negara AS atau minimal yang bermukim di
negara itu, diskriminasi yang di-berlakukan terhadap mereka adalah karena latar
belakang ideologi dan agama.
Islamofobia adalah sikap takut atau khawatir atau
benci atau dengki kaum kufar terhadap Islam dan umat Islam yang menunjukkan
konsistensinya dalam menerapkan Islam di arena kehidupan dunia. Islamofobia ini
telah mengalami dua kali atau dua periode puncaknya, yakni : (1) saat
terjadinya Pe-rang Salib yang berlangsung dari tahun 1096 hingga tahun 1247 dan
(2) saat terjadinya peristiwa 11 September 2001 hingga sekarang.
Oleh karena itu
seharusnya kaum muslim di mana saja termasuk di AS tidak perlu kaget apalagi
terkejut dengan selalu adanya realitas diskriminasi maupun Islamofobia yang
menjadi sikap khas serta orisinal kaum kufar plus negara-negaranya. Artinya,
sikap memberlakukan diskriminasi terhadap umat Islam dan Islamofobia adalah
sikap pokok dan asasi kaum kufar sehingga berlaku kaidah :
اَلأَصْلُ بَقَاءُ مَاكَانَ عَلَى مَاكَانَ
“asal
atau pokok realitas sesuatu itu adalah tetapnya segala keadaan sesuatu itu pada
segala keadaan semula sesuatu tersebut”.
Inilah
yang diinformasikan dan ditunjukkan oleh pernyataan Allah SWT :
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا
النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى
وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا
لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ (البقرة : 120)
وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ
حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ
عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي
الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (البقرة :
217)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا
وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي
صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
(آل عمران : 118)
إِنْ تَمْسَسْكُمْ
حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ
تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا
يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (آل عمران : 120)
yang menunjukkan :
1. penggunaan
lafadz لَنْ
dan حَتَّى
pada bagian وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى
تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ memastikan bahwa realitas pokok dan asal
dari sikap kaum kufar (اَلأَصْلُ فِيْ مَوْقِفِ الْكُفَّارِ مِنَ
الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى) adalah dengki (حَقْدًا)
dan benci (غَضَبًا) kepada Islam beserta umat Islam, lalu
mereka ekspresikan sikap itu dalam bentuk Islamofobia : حَتَّى
تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ.
2. lafadz
إِنَّ
yang diikuti لَئِنْ dalam bagian إِنَّ هُدَى اللَّهِ
هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ
الْعِلْمِ di-gunakan untuk memastikan bahwa realitas pokok dan asal dari
sikap kaum muslim adalah tetap me-ngikuti hidayah dari Allah SWT yakni Islam : بَقَاءُهُمْ
فِيْ اتِّبَاعِ الْهُدَى مِنَ اللهِ وَهُوَ الإِسْلاَمُ untuk menghada-pi
sikap kaum kufar tersebut. Jika sikap asal dan pokok yang diwajibkan oleh Allah
tersebut tidak dilakukan oleh kaum muslim maka dipastikan akan terjadinya
kekalahan umat Islam dan kemena-ngan kaum kufar : مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ
مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ.
3.
bagian ayat وَلَا يَزَالُونَ
يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
merupakan informasi dari Allah SWT bahwa realisasi sikap kaum kufar yang لَنْ
تَرْضَى عَنْكَ adalah dengan cara mereka akan selalu
mem-berlakukan perang kepada umat Islam dan Islam. Inilah kebencian yang mereka
tampakan secara jelas dari ucapan maupun sikap mereka dan tentu saja rencana
jahat (كَيْدُهُمْ)
yang ada dalam pikiran mereka akan jauh lebih besar dan dahsyat lagi dari itu :
وَمَا
تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ. Inilah mengapa (اَلْعِلَّةُ)
Allah SWT mengharamkan umat Islam menjadikan kaum kufar sebagai orang
kepercayaan (بِطَانَةً).
4. bagian
ayat إِنْ
تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا
telah membongkar وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ
dan oleh karena itu sikap yang Allah SWT wajibkan kepada umat Islam dalam
menghadapi realitas pokok dan asasi kaum kufar tersebut adalah تَصْبِرُوا
وَتَتَّقُوا yakni اَلإِعْتِصَامُ بِدِيْنِ الإِسْلاَمِ
وَالإِلْتِزَامُ بِهِ, sehingga terjadilah keadaan لَا
يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا yaitu umat Islam akan tetap dalam keadaan
aman untuk me-lanjutkan dan melestarikan kehidupan Islami mereka (Khilafah).
5. bagian
ayat وَمَنْ
يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ
أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ mengungkapkan
pemikiran tentang jika umat Islam tidak melaksanakan kewajiban اَلإِعْتِصَامُ
بِدِيْنِ الإِسْلاَمِ وَالإِلْتِزَامُ بِهِ maka selain itu akan
mengakibatkan mereka ditimpa adzab di akhirat (فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ
أَعْمَالُهُمْ فِي الْآخِرَةِ), tapi juga dipastikan akan mengalami
kehancuran hidup di dunia : فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي
الدُّنْيَا, yakni han-cur dan lenyapnya kehidupan Islami mereka dalam
wadah Khilafah. Seluruh kewajiban itu hanya dapat dilakukan oleh mereka bila
mereka manggunakan aqalnya untuk memahami mana yang Islam dan mana kekufuran : قَدْ
بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ.
Oleh karena itu, munculnya kegembiraan pada kaum
muslim yang ada di negara AS atas kemena-ngan Barack Obama (alias kekalahan
John McCain yang dianggap sangat anti Islam) dan pernyataan sangat berharap
mereka kepada Obama : untunglah kandidat presiden dari Partai Republik
akhirnya kalah. Umat Muslim AS yang 89 persen memilih Barack Obama tentu
berharap ada semacam peruba-han. Sudah seharusnya Obama mengubah kebijakan
warisan pemerintahan Bush yang mendiskrimina-si umat Islam, sebab tujuh juta
Muslim Amerika telah turut berjasa membangun negeri itu, adalah
si-kap yang sangat aneh. Keanehan sikap mereka itu ditunjukkan dengan pasti
oleh :
1. sikap
membedakan antara Amerika sebagai The United States of America, Amerika
sebagai bagian dari bumi yang telah diciptakan oleh Allah SWT, Presiden AS dan
sosok setiap presiden itu sendiri. Memang benar Amerika adalah negeri (اَلْبَلَدُ)
yang dari jatidiri apa adanya sama saja dengan negeri-negeri lainnya (اَلْبِلاَدُ
الآخَرُ) termasuk Indonesia. Namun, saat ini di negeri tersebut telah
dan tengah bercokol sebuah negara kufur (اَلدَّوْلَةُ
الْحَرْبِيَّةُ) yang secara de facto (فِعْلاً)
maupun de jure (حُكْمًا) selalu memerangi
Islam dan kaum muslim : Iraq, Afghanistan, Palestina. Sehingga status hukum
negeri Amerika dengan The United States of America (USA) adalah sama
saja dalam pandangan Islam yakni negeri kufur yang didalamnya bercokol negara
kufur USA.
Demikian juga realitas sosok
seseorang yang menjadi presiden AS dengan posisinya sebagai presi-den AS, sama
sekali tidak boleh dipisahkan dan memang mustahil dipisahkan. Hal itu karena
secara empirik konstitusional memastikan bahwa sejak presiden AS pertama hingga
yang ke-43 (George Walker Bush) seluruhnya dipilih oleh the people of
America lalu dilantik adalah untuk memberla-kukan dan menerapkan
(eksekutif) konstitusi AS berikut semua perundang-undangan yang memas-tikan
jatidiri negara AS tersebut. Hal yang sama adalah pasti berlaku atas Barack
Obama yang se-gera akan dilantik pada tanggal 20 Januari 2009 sebagai presiden
AS ke-44. Contoh sangat nyata adalah sejak negara Israel berdiri bulan Mei
1948, maka sejak itu semua presiden AS diwajibkan oleh konstitusi untuk
melindungi bahkan menganak-emaskan negara tersebut. Jadi, sehubungan de-ngan
posisi Israel dan kepentingan AS di wilayah Timur Tengah, maka antara Bush
dengan Barack Obama akan identik dan tipikal yakni membela, melindungi serta
menganak-emaskan Israel. Inilah yang dilakukan Obama sesaat setelah dinyatakan
sebagai pemenang pemilihan presiden AS, yakni segera saja meyakinkan Israel
lewat American Israel Public Relations Committee (AIPAC), organi-sasi
pelobi Israel paling berpengaruh di Amerika untuk menyampaikan pidato
pro-Israel. Bahkan dalam menanggapi agresi militer Israel ke Gaza,
secara berulang-ulang Obama menyatakan bahwa Israel memiliki hak untuk
melindungi diri. Lalu, akankah sikap negara AS berubah signifikan “ha-nya”
karena presiden ke-44 nya adalah Barack Obama yang dipilih oleh 89 persen dari
tujuh juta Muslim Amerika? Inilah keanehan (kesalahan) yang nyata dari
pemikiran dan sikap umat Islam AS yang diwakili oleh Abdus Sattar Ghazali saat
menyatakan harapan : sudah seharusnya Obama me-ngubah kebijakan warisan
pemerintahan Bush yang mendiskriminasi umat Islam, sebab tujuh juta Muslim
Amerika telah turut berjasa membangun negeri itu. Sekali lagi ini adalah
harapan sangat kosong dan sangat konyol selain sangat salah dalam pandangan
Islam.
2. Abdus
Sattar Ghazali dan umat Islam AS lainnya sudah pasti mengalami atau paling
tidak mengin-dera semua sikap pemerintah AS terhadap mereka terutama pasca
peristiwa 11 September 2001 yang berupa diskriminasi, Islamofobia, sikap anti
Islam, dibayang-bayangi undang-undang teroris-me, diawasi dengan super ketat
dan sebagainya. Namun demikian, mengapa mereka masih memili-ki
dan mempertahankan harapan yang sangat besar untuk hidup mulia di negara AS
dengan bukti mereka tetap bertahan tinggal di sana? Tentu saja faktor yang
membuat mereka tetap bertahan hi-dup di AS adalah kepentingan pragmatis baik
sesaat (income) maupun jangka panjang : hidup enak hingga mati. Jadi
kegundahan Ghazali saat masa kampanye pemilihan presiden AS 2008 karena ada dan
munculnya berbagai aksi, trik, propaganda, hasutan yang anti Islam adalah
tidak ada artinya sama sekali sebab pada saat yang bersamaan dia (juga
lainnya) sangat percaya dan optimis bahwa Negara AS beserta
pemerintahannya yang akan dipimpin oleh Obama pasti akan memberikan
kese-jahteraan dan kemuliaan hidup di dunia kepada mereka. Mereka nyata-nyata
telah melanggar lara-ngan Allah SWT ketika menyatakan :
الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ
أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ
فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا (النساء : 139)
Kemudian pada kasus tanggapan umat Islam sedunia
terhadap agresi militer Israel ke Gaza, rinci-an pembahasannya adalah sebagai
berikut :
1.
meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi
yang mengharuskan Israel meng-hentikan agresinya ke Gaza atau meminta kepada AS
untuk menghentikan agresi militer Israel ter-sebut, adalah sikap umat Islam
yang :
a. telah
melanggar perkara yang diharamkan oleh Allah SWT yakni اَلتَّحَاكُمُ
اِلَى الطَّاغُوْتِ (menyerah-kan penetapan hukum untuk suatu
persoalan kepada kaum kufar) :
أَلَمْ تَرَ إِلَى
الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ ءَامَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا
أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ
أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا
بَعِيدًا (النساء : 60)
b.
mustahil akan dapat dipenuhi baik oleh Dewan Keamanan
(DK) PBB maupun AS, sebab telah menjadi realitas hakiki DK PBB yang paling
menentukan lolos atau tidaknya suatu rancangan resolusi yang berhubungan dengan
sepak terjang Israel adalah AS yakni dengan langsung mem-vetonya atau paling
tidak bersikap abstain, seperti pada kasus rancangan resolusi untuk agresi
militer Israel ke Gaza. Lagipula setelah resolusi DK PBB yang dimaksud berhasil
ditetapkan karena tidak diveto oleh AS, maka di lapangan resolusi tersebut sama
sekali tidak ada artinya karena Israel menganggapnya tidak ada keharusan bagi
mereka untuk dilaksanakan dan ditaati.
2. kaum
Yahudi itu jangankan hanya dikutuk oleh manusia walau sejagat, sedangkan
dilaknat oleh Allah SWT sekali pun mereka “tenang-tenang” saja. Inilah yang
diinformasikan oleh Allah SWT dalam Al-Quran :
لُعِنَ الَّذِينَ
كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ
ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (المائدة : 78)
Lalu, tentang memberikan bantuan dana, makanan dan
obat-obatan plus tenaga medisnya kepada kaum muslim di Gaza memang tepat dari
aspek kondisi emergency alias gawat darurat. Artinya dari sisi pandang
ini apa yang dilakukan oleh Palang Merah Internasional (PMI), Bulan Sabit Merah
(BSM), MER-C dan sebagainya adalah benar dan tepat. Namun, dari
sudut pandang lain yakni dari realitas telah dan tengah terjadinya pembantaian
massal umat Islam yang dilakukan oleh Israel, maka posisi PMI, BSM, MER-C dan
lainnya itu mau tidak mau, sadar atau tidak, langsung atau tidak telah
merestui atau paling tidak membiarkan aksi pembantaian massal tersebut.
Seolah rom-bongan LSM medis ini berkata : silahkan teruskan aksi pembantaian
anda karena itu urusan anda, tugas kami adalah menampung, merawat dan mengobati
korban baik yang mati maupun terluka. Tentu saja sikap ini adalah salah
menurut Islam, sebab telah membiarkan umat Islam dibunuh bah-kan dibantai
secara massal di depan mata saudaranya sendiri sesama muslim tanpa berbuat apa
pun selain hanya konsisten berposisi sebagai tim medis yang baru akan bergerak
cepat saat telah riil ada korban, mati maupun terluka. Padahal Rasulullah saw
menyatakan :
لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَّا بِإِحْدَى
ثَلَاثٍ النَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالثَّيِّبُ الزَّانِي وَالْمَارِقُ مِنْ الدِّينِ
التَّارِكُ لِلْجَمَاعَةِ (رواه البخاري)
لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَّا بِإِحْدَى
ثَلَاثٍ الثَّيِّبُ الزَّانِي وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ
الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ (رواه مسلم)
3. aksi
unjuk rasa menentang agresi militer Israel ke Gaza dan anti Israel memang tepat
dan benar di-lakukan di negeri-negeri Islam yang sangat jauh jaraknya dari
Palestina, seperti Indonesia, Malay-sia, Singapura, Pakistan, India dan
sebagainya. Tujuan aksi tersebut adalah untuk menunjukkan se-cara pasti dan
gamblang kepada seluruh umat Islam siapa sebenarnya Israel dalam peta
konspirasi konstelatif global yang dipimpin oleh AS dan sama sekali bukan untuk
meminta, memohon, me-ngemis kepada DK PBB atau AS atau kekuatan kekufuran
lainnya. Namun sangat disayangkan jus-tru fakta yang terjadi di Indonesia,
Malaysia, Pakistan, Mesir, Iraq dan sebagainya adalah serang-kaian unjuk rasa
yang mengusung permintaan, permohonan dan aksi mengemis umat Islam kepada DK
PBB, AS, Uni Eropa dan kekuatan kekufuran lainnya. Tentu saja unjuk rasa
seperti itu adalah haram dilakukan umat Islam di mana pun (baik
yang jauh dari Palestina apalagi yang dekat), kare-na sekali lagi telah
menyerahkan penyelesaian suatu persoalan yang menyangkut atau menimpa ka-um
muslim kepada kaum kufar. Allah SWT menyatakan :
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ
أَنَّهُمْ ءَامَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ
يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا
بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا (النساء : 60)
Terlebih
persoalan yang tengah menimpa kaum muslim tersebut ternyata sengaja dibuat dan
ditim-pakan oleh kaum kufar itu sendiri yang dengan kata lain merekalah
penyebabnya secara pasti. Oleh karena itu, secara dalil aqliy pun bagaimana
mungkin umat Islam meminta pertolongan dan bantu-an atas penderitaan
yang tengah mereka alami kepada kaum kufar yang nyata-nyata menjadi penye-bab
satu-satunya penderitaan mereka tersebut. Inilah keanehan lainnya dari sikap
umat Islam saat ini di mana pun. Lalu, bagaimana menurut Islam aksi unjuk rasa
yang dilakukan oleh umat Islam di negeri-negeri yang sangat dekat dengan
Palestina : Mesir, Lebanon, Yordania, Syria, Tepi Barat, Ramalah dan
sebagainya? Untuk memahami realitas tersebut dapat ditelusuri berdasarkan
pernyata-an Rasulullah saw :
الْمُسْلِمُونَ
تَتَكَافَأُ دِمَاؤُهُمْ وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ يَسْعَى بِذِمَّتِهِمْ
أَدْنَاهُمْ وَيُرَدُّ عَلَى أَقْصَاهُمْ (رواه ابن ماجه)
Makna lafadz تَتَكَافَأُ
adalah تَتَسَاوِيْ
فِي اْلقِصَاصِ وَالدِّيَاتِ لاَ يَفْضُلُ شَرِيْفٌ عَلَى وَضِيْعٍ
: berkedudukan setara da-lam qishash maupun diyat, tidak ada keutamaan orang
mulia atas orang biasa. Makna bagian ha-dits وَهُمْ
يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ adalah :
اَللاَّئِقُ بِحَالِهِمْ أَنْ يَكُوْنُوْا
كَيَدٍ وَاحِدَةٍ فِي التَّعَاوُنِ وَالتَّعَاضُدِ عَلَى اْلأَعْدَاءِ فَكَمَا
أَنَّ الْيَدَ الْوَاحِدَةَ لاَ يُمْكِنُ أَنْ يَمِيْلَ بَعْضُهَا إِلَى جَانِبٍ
وَبَعْضُهَا إِلَى جَانِبٍ آخَرَ فَكَذَلِكَ اللاَّئِقُ بِشَأْنِ الْمُؤْمِنِيْنَ
“keterpautan keadaan mereka yakni mereka
itu seperti satu tangan dalam aksi saling menolong dan saling
membantu/mendukung untuk menghadapi musuh-musuh mereka. Hal itu persis seperti
satu tangan yakni tidak mungkin sebagiannya akan mengarah ke satu sisi
sementara sebagian lainnya mengarah ke sisi yang lain. Demikian pula
keterpautan keadaan kaum mukmin”.
Makna bagian hadits يُرَدُّ عَلَى أَقْصَاهُمْ
adalah :
يَرُدُّ اْلأَقْرَبُ مِنْهُمُ الْغَنِيْمَةَ
عَلَى اْلأَبْعَدِ وَالْمُرَادُ أَنَّ مَنْ حَضَرَ الْوَقْعَةَ فَالْقَرِيْبُ
وَالْبَعِيْدُ وَالْقَوِيُّ وَالضَّعِيْفُ مِنْهُمْ فِي الْغَنِيْمَةِ سَوَاءٌ
وَقَالَ السُّيُوْطِيُّ يُرَدُّ عَلَى أَقْصَاهُمْ أَيْ أَبْعَدَهُمْ وَذَلِكَ فِي
الْغَزْوِ أَيْ إِذَا دَخَلَ الْعَسْكَرُ أَرْضَ الْحَرْبِ فَوَجَّهَ اْلإِمَامُ
مِنْهُ السَّرَايَا فَمَا غُنِمَتِ الْغَنِيْمَةُ رُدَّ لِلسَّرَايَا وَظَهَرَ
يَرْجِعُوْنَ إِلَيْهِمْ
“sebagian dari kaum muslim yang sangat
dekat kepada ghanimah memberikannya kepada seba-gian mereka yang sangat jauh
dari ghanimah. Maksudnya adalah siapa pun yang hadir dalam pe-perangan, maka
yang dekat (dari arena perang), yang jauh (dari arena perang), yang kuat maupun
yang lemah semuanya memiliki hak yang sama atas ghanimah. As-Suyuthiy
menyatakan yang di-maksud oleh أَقْصَاهُمْ adalah أَبْعَدَهُمْ
dan hal itu terjadi dalam perang yakni ketika pasukan memasuki tempat perang
lalu Imam menugaskan sebagian dari pasukan itu sebagai tim ekspedisi, maka apa
pun yang diperoleh sebagai ghanimah akan diberikan kepada tim ekspedisi
tersebut yakni sesaat mereka kembali kepada inti pasukan”.
Imam Qurthubiy ketika menjelaskan (عِنْدَ
تَفْسِيْرِهِ) pernyataan Allah SWT :
انْفِرُوا خِفَافًا
وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (التوبة : 41)
menyatakan :
وَقَدْ تَكُوْنُ
حَالَةٌ يَجِبُ فِيْهَا نَفِيْرُ اْلكُلِّ وَذَلِكَ إِذَا تَعَيَّنَ الْجِهَادُ
بِغَلَبَةِ الْعَدُوِّ عَلَى قَطْرٍ مِنَ اْلأَقْطَارِ, أَوْ بِحُلُوْلِهِ
بِالْعَقْرِ, فَإِذَا كَانَ ذَلِكَ وَجَبَ عَلَى جَمِيْعِ أَهْلِ تِلْكَ الدَّارِ
أَنْ يَنْفِرُوْا وَيَخْرُجُوْا ِإلَيْهِ خِفَافًا وَثِقَالاً, شَبَابًا
وَشُيُوْخًا, كُلٌّ عَلَى قَدَرِ طَاقَتِهِ, مَنْ كَانَ لَهُ أَبٌ بِغَيْرِ
إِذْنِهِ وَمَنْ لاَ أَبَ لَهُ, وَلاَ يَتَخَلَّفُ أَحَدٌ يَقْدُرُ عَلَى
الْخُرُوْجِ, مِنْ مُقَاتِلٍ أَوْ مُكْثِرٍ. فَإِنْ عَجَزَ أَهْلُ تِلْكَ
الْبَلْدَةِ عَنِ الْقِيَامِ بِعَدُوِّهِمْ كَانَ عَلَى مَنْ قَارَبَهُمْ
وَجَاوَرَهُمْ أَنْ يَخْرُجُوْا عَلَى حَسَبِ مَا لُزِمَ أَهْلُ تِلْكَ
الْبَلْدَةِ, حَتَّى يَعْلَمُوْا أَنَّ فِيْهِمْ طَاقَةً عَلَى الْقِيَامِ ِبهِمْ
وَمُدَافِعَتِهِمْ. وَكَذَلِكَ كُلُّ مَنْ عَلِمَ بِضَعْفِهِمْ عَنْ عَدُوِّهِمْ
وَعَلِمَ أَنَّهُ يُدْرِكُهُمْ وَيُمْكِنُهُ غَيَاثَهُمْ لَزِمَهُ أَيْضًا
اَلْخُرُوْجُ إِلَيْهِمْ, فَالْمُسْلِمُوْنَ كُلُّهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ,
حَتَّى إِذَا قَامَ بِدَفْعِ الْعَدُوِّ أَهْلُ النَّاحِيَةِ الَّتِيْ نَزَلَ
الْعَدُوُّ عَلَيْهَا وَاحْتَلَّ بِهَا سَقَطَ الْفَرْضُ عَنِ اْلآخَرِيْنَ.
وَلَوْ قَارَبَ الْعَدُوُّ دَارَ اْلإِسْلاَمِ وَلَمْ يَدْخُلُوْهَا لَزِمَهُمْ
أَيْضًا اَلْخُرُوْجُ إِلَيْهِ, حَتَّى يُظْهَرَ دِيْنُ اللهِ وَتُحْمَى
الْبَيْضَةُ وَتُحْفَظَ الْحَوْزَةُ وَيُخْزَى الْعَدُوُّ. وَلاَ خِلاَفَ فِيْ
هَذَا.
“kadang-kadang ada suatu keadaan
yang mewajibkan pengiriman seluruh pasukan, hal itu terjadi ketika jihad harus
menghadapi musuh yang sangat banyak di suatu kawasan atau untuk
menghan-curkannya secara total. Apabila hal itu terjadi maka wajib atas seluruh
penduduk negeri itu untuk berangkat dan keluar menuju medan jihad baik dalam
keadaan ringan maupun berat, pemuda maupun orang tua, semuanya sesuai dengan
kadar kekuatannya, yang masih punya bapak tak per-lu ijinnya apalagi yang sudah
tidak punya bapak. Siapa pun yang mampu keluar menuju medan ji-had tidak boleh
tinggal, dia wajib menjadi bagian dari perang dan penyerbuan. Lalu bila
pendu-duk negeri tersebut tidak mampu untuk melawan musuh mereka, maka wajib
atas seluruh muslim yang dekat dengan mereka dan bertetangga dengan mereka
untuk keluar menuju jihad sesuai dengan semua kewajiban yang berlaku atas
penduduk negeri tersebut, hingga mereka tahu pasti bahwa dalam diri mereka
terwujud kekuatan untuk melawan musuh mereka sekaligus memperta-hankan diri
mereka. Demikian juga, setiap orang yang mengetahui kelemahan mereka (penduduk
negeri itu) untuk melawan musuh mereka dan dia tahu bahwa dirinya mampu
mencapai mereka serta memungkinkan untuk melindungi mereka, maka wajib baginya
untuk keluar mendatangi me-reka. Hal itu karena kaum muslim seluruhnya adalah
tangan bagi yang lainnya, sehingga jika pen-duduk suatu bagian negeri melakukan
perlawanan kepada musuh yang tengah menguasai negeri tersebut dan berhasil
mengambil alihnya kembali dari musuh itu, maka kewajiban jihad telah gugur dari
kaum muslim di bagian negeri lainnya. Seandainya musuh telah berada dekat
dengan Negara Islam namun masih belum memasukinya, maka tetap saja wajib bagi
kaum muslim untuk keluar mengusir mereka, hingga dengan demikian agama Allah
(Islam) dapat dimenangkan, kehor-matan dapat dipelihara, kepentingan dapat
dijaga dan sekaligus musuh dapat disingkirkan dan di-hinakan. Tidak ada
perbedaan pendapat dalam hal ini”.
Oleh karena itu, maksud dari bagian
hadits وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ
adalah kewajiban jihad melawan musuh (kaum kufar) itu bersifat اَلأَقْرَبُ
فَالأَقْرَبُ yakni ketika kaum muslim yang bermukim di suatu negeri (misal
Palestina) telah tidak mampu lagi menghadapi musuh tersebut, maka seluruh umat
Is-lam yang tinggal berdekatan dengan mereka (قَارَبَهُمْ)
atau bertetangga dengan mereka (جَاوَرَهُمْ) wajib keluar dari
negerinya masing-masing untuk menuju tempat terjadinya pertempuran tersebut
(Pales-tina). Kewajiban itu terus akan berlaku atas seluruh kaum muslim di
dunia hingga ada kepastian bahwa mereka dapat melawan kaum kufar dan
memusnahkannya atau paling tidak mengusirnya da-ri negeri Islam tersebut.
Lalu,
bila ketentuan Islam tentang jihad yang disepakati ini (وَلاَ خِلاَفَ
فِيْ هَذَا) diterapkan kepada rea-litas umat Islam yang tinggal di Mesir,
Lebanon, Yordania, Syria, Tepi Barat, Ramalah dan seba-gainya yang notabene
adalah berdekatan dengan umat Islam di Palestina dan bertetangga dengan
mereka, maka yang diwajibkan oleh Islam atas mereka semuanya
adalah keluar dari negerinya masing-masing untuk bersama-sama menuju
Palestina khususnya Gaza untuk bergabung dengan seluruh umat Islam yang
ada di dalam negeri Palestina sendiri supaya dapat memunculkan kekuat-an yang
dahsyat dalam melawan Israel serta menghancurkannya hingga tidak ada lagi
tersisa di mu-ka bumi untuk selamanya. Inilah yang wajib mereka lakukan
dan sama sekali bukan unjuk rasa, demonstrasi, mendengarkan ceramah Yusuf
Qaradlawiy, Hasan Nashrullah, Mahmud Ahmadine-jad, Ismail Haniyah dan lainnya
maupun aksi-aksi lainnya.
4. realitas
tidak ada pertautan apa pun antara perang yang dilancarkan
sepihak oleh Israel dengan po-sisi kaum muslim di Gaza sendiri, bahkan mereka
menganggap perang yang tengah berkecamuk adalah “urusan” Hamas dengan Israel
semata, memastikan bahwa sikap kaum muslim telah sepe-nuhnya
didominasi dan dikendalikan oleh kepentingan naluriah mereka (اَهْوَاءُهُمْ),
baik bersifat indi-vidual (فَرْدِيَّةً), keluarga (عَائِلِيَّةً),
kelompok (جَمَاعِيَّةً)
maupun kebangsaan (قَوْمِيَّةً). Islam berikut
seluruh pemikiran pokok maupun cabangnya telah tercerabut dan terjauhkan dari
sikap dan pola hidup me-reka harian di dunia dan itu telah berlangsung hampir
85 tahun. Bahkan fakta begitu banyaknya ba-lita yang terbunuh sementara para
bapak mereka masih segar bugar hidup, semakin mempertelakan bahwa sekedar
kepentingan membela keluarga sekali pun telah lenyap tergantikan oleh
kepentingan menyelamatkan nyawa sendiri. Demikian juga, kenyataan masih begitu
banyaknya para pemuda muslim Gaza (Palestina) yang sehat, kekar, bugar dan
beraqal namun tidak melakukan aksi perla-wanan apa pun terhadap militer Israel
padahal mereka wajib melakukannya dengan cara maupun wasilah apa pun (termasuk
bom bunuh diri), semakin memastikan bahwa mereka telah tidak lagi menjadikan
Islam sebagai asas sikap dan tingkah laku dalam kehidupan mereka. Akibatnya,
saat militer Israel tengah melakukan serangan dan gempuran brutalnya kepada
mereka, maka mereka serta merta saja lari bersembunyi menyelamatkan nyawanya
masing-masing. Mereka baru punya nyali keberanian untuk keluar dari
persembunyian saat Israel melakukan jeda serangan selama tiga jam setiap
harinya. Mereka telah sepenuhnya melupakan ketentuan Islam saat berhadapan
dengan kaum kufar seperti yang dinyatakan oleh Rasulullah saw dalam sebuah
khutbah :
أَيُّهَا النَّاسُ لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ
الْعَدُوِّ وَسَلُوا اللَّهَ الْعَافِيَةَ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا
وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ (رواه البخاري)
Mereka
telah riil menjelma sebagai manusia-manusia loyalis kaum kufar dan kekufuran,
sehingga sangat takut kepada Islam yang selalu mereka anggap (يَزْعُمُوْنَ) akan
mengantarkan kepada kematian (حُبُّ
الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ) atau paling
tidak kepada kesengsaraan hidup di dunia. Mereka lah yang di-maksudkan oleh
pernyataan Rasulullah saw :
يُوشِكُ الْأُمَمُ
أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ
قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ
وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ
عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ
الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ
الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ (رواه ابو داود)
5. kemenangan
Hamas dalam pemilu terakhir di Palestina yang mengantarkan Ismail Haniyah
sebagai Perdana Menteri adalah awal dari kekalahan dan kehancuran
Hamas sebagai gerakan perlawanan secara fisik dan ideologis terhadap Israel.
Hal itu karena dengan terlibat secara penuh dalam sistem demokrasi, maka secara
ideologis antara Hamas dan zionis Israel telah 100 persen sama dan tidak ada
lagi perbedaan apa pun sekecil apa pun di antara mereka. Kekalahan dan
kebangkrutan Hamas pun berlanjut saat mereka setuju berbagi daerah kekuasaan
dengan Faksi Fatah pimpinan Mahmud Abbas, yakni Fatah di Tepi Barat dan Ramalah
sedangkan Hamas di Jalur Gaza dan akhirnya ter-jadilah agresi militer Israel ke
Gaza sejak 27 Desember 2008 hingga saat ini. Oleh karena itu bukan hal yang
mengejutkan jika di tengah-tengah agresi sadis, brutal, biadab militer Israel
di Gaza, para pemuka Hamas terutama Ismail Haniyah masih mengagendakan
perdamaian dan diplomasi dengan pihak kufur Israel. Inilah akibat mereka
meninggalkan Islam dengan merelakan diri untuk menjadi loyalis sejati pengusung
demokrasi sekularistik : حُبُّ الدُّنْيَا
وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ.
Wal hasil, seluruh sikap umat Islam yang aneh nan
kisruh tersebut telah sepenuhnya menjadi pe-mulus jalan bagi kaum kufar berikut
sistem kufurnya untuk semakin mengokohkan kemenangan ideo-logis mereka atas
Islam dan Dunia Islam. Agresi militer AS di Iraq maupun Afghanistan atau Israel
di Gaza hanyalah permainan di sela waktu senggang sebab perang
dan pertempuran yang sebenarnya te-lah lama mereka menangkan yakni saat mereka
berhasil meruntuhkan Khilafah Islamiyah hampir 85 ta-hun yang lalu. Itulah
kemenangan telak ideologi kufur atas ideologi Islam yang belum pernah terjadi
sebelumnya kecuali di awal abad ke-20 tersebut.
Islam : asas berpikir (قَاعِدَةً
فِكْرِيَةً) dan kepemimpinan ideologis (قِيَادَةً
فِكْرِيَةً)
Realitas Islam, aqal dan
berpikir adalah satu kesatuan yang utuh dan tidak boleh dipisahkan atau
dibiarkan terpisah walau sedikit demi sedikit. Hal itu karena Al-Quran sebagai
sumber informasi selu-ruh pemikiran dalam Islam hanya bisa berdaya guna (مُسْتَعْمَلاً)
bagi kehidupan manusia di dunia apabila aqal mereka sepenuhnya difungsikan
dalam upaya memahaminya. Allah SWT menyatakan :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ
قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (يوسف : 2)
yang
memastikan bahwa realitas Bahasa Arab dan Al-Quran adalah dua perkara yang bila
digunakan dengan benar oleh manusia, maka aqal mereka akan tetap terpelihara
fungsinya yakni اَلتَّفْكِيْرُ. Sebalik-nya, bila
aqal mereka dibiarkan liar bertumpu pada informasi naluriah semata maka
kemanusiaan ma-nusia akan sirna dan berganti otomatis dengan kebinatangan
binatang. Inilah yang digambarkan oleh Allah SWT dalam ayat :
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا
لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ
بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ
بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
(الأعراف : 179)
Oleh karena itu, Allah SWT menjadikan seluruh informasi
dalam Al-Quran sebagai wasilah bagi manusia (termasuk bagi Rasulullah saw)
untuk tetap memelihara dan mempertahankan jatidiri mereka sebagai manusia yang
berbeda dengan binatang, yakni supaya mereka tetap memberlangsungkan proses
berpikir dengan menggunakan informasi tentang benar (اَلْحَقُّ)
dan salah (اَلْبَاطِلُ) :
a. حِسِّيًا
yaitu yang diperoleh manusia melalui penggunaan indera mereka (mata dan
telinga) dan ini selain akan berfungsi secara alami seiring dengan perkembangan
usia manusia di dunia melainkan juga diperintahkan oleh Allah SWT untuk
dilakukan manusia setiap saat sepanjang mereka hidup. Hal itu dapat mereka
lakukan dengan melakukan penginderaan terhadap realitas kehidupan manu-sia di
dunia lalu hasilnya distandardisasi oleh informasi wahyu. Allah SWT menyatakan
:
أَفَلَمْ يَسِيرُوا
فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ ءَاذَانٌ
يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى
الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ (الحج : 46)
b. نَقْلِيًا yaitu seluruh informasi yang diperoleh
manusia dari wahyu Allah SWT melalui Rasulullah Muhammad saw yang sekaligus
menjadi standard (اَلْمِقْيَاسُ) untuk memutuskan halal dan haram da-lam
realitas kehidupan manusia di dunia.
Dengan demikian Islam
yang seluruh pemikirannya bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah wa-jib menjadi asas
atau kaidah atau aturan main dalam berpikir (قَاعِدَةً
فِكْرِيَةً) dalam memutuskan dilaku-kan atau tidak dilakukannya
suatu sikap atau perbuatan atau tindakan manusia di dunia. Hal ini
diper-telakan sangat nyata oleh Allah SWT :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا
وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي
صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
(آل عمران : 118)
إِنْ تَمْسَسْكُمْ
حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ
تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا (آل عمران : 120)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا
اهْتَدَيْتُمْ (المائدة : 105)
Ucapan Allah SWT di bagian
ayat لَا
يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ
أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ dan إِنْ
تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا
merupakan informasi pasti otentik tentang realitas si-kap kaum kufar kepada
umat Islam. Hal itu diinformasikan secara langsung oleh Allah karena sangat
mungkin bahkan pasti informasi inderawi (حِسِّيًا)
tentang sikap mereka tidak akan diperoleh kaum mus-lim berhubung mereka sangat
pandai bermanuver menyembunyikan realitas tersebut dari penginderaan umat Islam
: وَمَا
تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ. Oleh karena itulah, Allah SWT memberikan
panduan secara makro kepada umat Islam dalam menghadapi kaum kufar yang
sikapnya dipastikan selalu akan membahaya-kan Islam dan umat Islam : يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا
اهْتَدَيْتُمْ (المائدة : 105). Panduan berikutnya dari Allah SWT adalah
perintah bagi kaum muslim untuk menggunakan aqal mereka supaya dapat melakukan اَلإِهْتِدَاءُ
tersebut : قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ.
Bila seluruh panduan ini dilaksanakan dengan sempurna oleh umat Islam, maka
kehidupan Islami mereka akan tetap terpelihara dan terjaga dengan aman : وَإِنْ
تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا
atau لَا
يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ.
Realitas Islam seperti
itu akan selalu memposisikan umat Islam berhadapan sebagai musuh de-ngan kaum
kufar dan kekufurannya. Dari sinilah Islam tidak hanya sebagai asas
atau kaidah atau atu-ran main dalam berpikir (قَاعِدَةً
فِكْرِيَةً), melainkan harus diberlakukan oleh kekuatan kekuasaan dan
pe-merintahan (the states alias negara alias اَلدَّوْلَةُ)
atas seluruh umat manusia sesuai dengan posisi Islam itu sendiri sebagai رَحْمَةً
لِلْعَالَمِينَ : وَمَا أَرْسَلْنَاكَ
إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (الأنبياء : 107). Inilah realitas
Islam sebagai kepe-mimpinan ideologis (قِيَادَةً فِكْرِيَةً)
yang telah diemban oleh Rasulullah saw lalu oleh para Khalifah selama lebih
dari 1300 tahun dan itu diisyaratkan oleh Khalifah Abu Bakar :
اِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ وَلاَ بُدَّ
لِهَذَا الدِّيْنِ مَنْ يَقُوْمُ بِهِ
Khatimah
Allah SWT menyatakan :
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا
يُحْيِيكُمْ (الأنفال : 24)
Rasulullah saw
menyatakan :
أَمَّا رَأْسُ
الْأَمْرِ فَالْإِسْلَامُ فَمَنْ أَسْلَمَ سَلِمَ وَأَمَّا عَمُودُهُ فَالصَّلَاةُ
وَأَمَّا ذُرْوَةُ سَنَامِهِ فَالْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ (رواه احمد)
No comments:
Post a Comment