Monday, November 11, 2013

مُكَاثِرُ رَسُوْلِ اللهِ بِالْمُسْلِمِيْنَ الْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ BANGGANYA RASULULLAH TERHADAP KAUM MUSLIM


Jumlah umat Islam saat ini : realitas membanggakan atau menyedihkan?
Ketika Rasulullah saw wafat pada tahun ke-11 Hijriyah atau 632 Miladiyah, jumlah umat Islam saat itu adalah sekitar 10 ribu orang dan itu pun terkonsentrasikan di Madinah, Makkah dan daerah lainnya sekitar dua kota suci tersebut, artinya hanya di Jazirah Arab. Hari ini 1419 tahun (jika dihitung dalam kalender Hijriyah) atau 1377 tahun (menurut kalender Miladiyah) kemudian jumlah umat Islam telah melebihi angka 1000 juta alias lebih dari satu miliar orang yakni 100 ribu kali dari jumlah mereka saat ditinggal pergi untuk selamanya oleh Nabi Muhammad saw. Artinya pertambahan setiap tahunnya rata-rata adalah lebih dari 700 ribu-an orang. Daerah sebarannya pun jauh berkali-kali lebih luas yakni tersebar di lima benua walau memang konsentrasi masih ada di Benua Asia terutama Timur Tengah, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Lalu, apakah realitas umat Islam tersebut adalah yang dimaksudkan atau dituntut oleh pernyataan Rasulullah saw :
تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ إِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رواه احمد)
Supaya dapat memahami pernyataan Rasulullah saw tersebut maka harus diperbandingkan (يُقْتَرَنُ) de-ngan pernyataan beliau yang ada dalam hadits-hadits lain antara lain :
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي أَصَبْتُ امْرَأَةً ذَاتَ حَسَبٍ وَجَمَالٍ وَإِنَّهَا لَا تَلِدُ أَفَأَتَزَوَّجُهَا قَالَ لَا ثُمَّ أَتَاهُ الثَّانِيَةَ فَنَهَاهُ ثُمَّ أَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ (رواه ابو داود)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُ بِالْبَاءَةِ وَيَنْهَى عَنْ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيدًا وَيَقُولُ تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ إِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رواه احمد)
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكُمْ الْيَوْمَ عَلَى دِينٍ وَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ فَلَا تَمْشُوا بَعْدِي الْقَهْقَرَى (رواه احمد)
عَنِ الصُّنَابِحِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ فَلَا تَرْجِعُنَّ بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ (رواه احمد)
رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى نَاقَةٍ حَمْرَاءَ مُخَضْرَمَةٍ فَقَالَ أَتَدْرُونَ أَيُّ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالَ قُلْنَا يَوْمُ النَّحْرِ قَالَ صَدَقْتُمْ يَوْمُ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ أَتَدْرُونَ أَيُّ شَهْرٍ شَهْرُكُمْ هَذَا قُلْنَا ذُو الْحِجَّةِ قَالَ صَدَقْتُمْ شَهْرُ اللَّهِ الْأَصَمُّ أَتَدْرُونَ أَيُّ بَلَدٍ بَلَدُكُمْ هَذَا قَالَ قُلْنَا الْمَشْعَرُ الْحَرَامُ قَالَ صَدَقْتُمْ قَالَ فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا أَوْ قَالَ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا وَشَهْرِكُمْ هَذَا وَبَلَدِكُمْ هَذَا أَلَا وَإِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَنْظُرُكُمْ وَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ فَلَا تُسَوِّدُوا وَجْهِي أَلَا وَقَدْ رَأَيْتُمُونِي وَسَمِعْتُمْ مِنِّي وَسَتُسْأَلُونَ عَنِّي فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ أَلَا وَإِنِّي مُسْتَنْقِذٌ رِجَالًا أَوْ إِنَاثًا وَمُسْتَنْقَذٌ مِنِّي آخَرُونَ فَأَقُولُ يَا رَبِّ أَصْحَابِي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ (رواه احمد)
Sejumlah pemikiran Islami (اَلأَفْكَارُ الإِسْلاَمِيَّةُ) yang ditunjukkan oleh masing-masing hadits adalah :
1.       bagian hadits إِنِّي أَصَبْتُ امْرَأَةً ذَاتَ حَسَبٍ وَجَمَالٍ وَإِنَّهَا لَا تَلِدُ menunjukkan adanya alasan (اَلْعِلَّةُ) mengapa Rasulullah saw melarang laki-laki tersebut menikahi wanita yang dimaksudkannya yakni karena wanita itu tidak dapat beranak alias mandul  وَإِنَّهَا لَا تَلِدُ. Inilah mengapa Rasul menjawab pertanyaan laki-laki itu أَفَأَتَزَوَّجُهَا dengan لاَ hingga dua kali kesempatan (ثُمَّ أَتَاهُ الثَّانِيَةَ فَنَهَاهُ) dan baru pada kesempa-tan yang ketiga Rasul memberikan penjelasan apa yang harus orang itu lakukan dan mengapa be-liau melarang dia menikahi wanita yang لَا تَلِدُ walaupun ذَاتَ حَسَبٍ وَجَمَالٍ :
تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ (رواه ابو داود)
Lalu hadits yang kedua pada bagian كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُ بِالْبَاءَةِ وَيَنْهَى عَنْ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيدًا menunjukkan perintah (sunnah, bukan wajib) untuk menikah dan larangan (haram) اَلتَّبَتُّلُ yakni me-mutuskan untuk tidak menikah karena ingin serius beribadah ritual : اَلإِنْقَطَاعُ لِلْعِبَادَةِ وَتَرْكُ النِّكَاحِ. Perin-tah sunnah untuk menikah dan pengharaman tabattul juga memiliki alasan (اَلْعِلَّةُ) yakni karena reali-tas jumlah umat Islam saat itu yang sangat sedikit : تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ إِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. Sekali lagi, sunnah menikah dan haram tabattul seluruhnya ditetapkan dengan suatu alasan (اَلْعِلَّةُ) yakni sedikitnya jumlah umat Islam dibandingkan umat-umat lainnya saat itu dan keadaan ini di-tunjukkan (metode مَفْهُوْمُ الْمُوَافَقَةِ) oleh bagian تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ yang ada kedua hadits tersebut. Se-hingga penetapan kedua hukum tersebut (sunnah menikah dan haram tabattul) merupakan rencana strategis Rasulullah saw selaku Kepala Daulah Islamiyah untuk meningkatkan populasi umat Islam dengan cepat dan itu pun disertai dengan sebuah strategi lainnya yakni keniscayaan setiap orang tua (pasangan suami istri) Islami akan menjadikan seluruh anak yang terlahir dari mereka sebagai generasi penerus umat Islam yang sejati (إِسْلاَمُهُمْ حَقِيْقِيٌّ). Inilah yang ditunjukkan oleh Rasul saw :
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ (رواه البخاري)
2.       pada bagian إِنَّكُمْ الْيَوْمَ عَلَى دِينٍ وَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ dari hadits ketiga memastikan realitas umat Islam saat itu (para shahabat : اَلسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ) yakni mereka hidup sepenuhnya secara sempurna dengan asas Islam (عَلَى دِينٍ) di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad saw dan fakta itu menjadi kebanggaan bagi Rasulullah saw atas umat-umat lainnya : وَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ. Oleh karena itu beliau mengharamkan mereka berubah menjadi الْقَهْقَرَى sepeninggal beliau : فَلَا تَمْشُوا بَعْدِي الْقَهْقَرَى, apa itu الْقَهْقَرَى? Secara bahasa الْقَهْقَرَى adalah أَصْحَابُ الْكَبَائِرِ وَالْبِدَعِ : para pelaku dosa besar dan tu-kang bid’ah. Namun makna syar’iy lafadz tersebut ditunjukkan oleh hadits yang keempat, yakni bagian إِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ فَلَا تَرْجِعُنَّ بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ yang menunjukkan realitas umat Islam yang sama dengan bagian إِنَّكُمْ الْيَوْمَ عَلَى دِينٍ وَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ فَلَا تَمْشُوا بَعْدِي الْقَهْقَرَى pada hadits ketiga. Oleh karena itu bagian فَلَا تَمْشُوا بَعْدِي الْقَهْقَرَى pada hadits ketiga adalah sama persis dengan bagian فَلَا تَرْجِعُنَّ بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ pada hadits keempat. Artinya lafadz الْقَهْقَرَى adalah bermakna sama dengan كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ : menjadi kaum kufar lagi yang saling membu-nuh. Makna ini sesuai dengan pernyataan إِنَّكُمْ الْيَوْمَ عَلَى دِينٍ yang diikuti oleh فَلَا تَمْشُوا بَعْدِي الْقَهْقَرَى, yang memberi pengertian bahwa realitas الْقَهْقَرَى adalah kebalikan dari (diametral dengan) عَلَى دِينٍ. Dengan demikian realitas hidup umat Islam generasi اَلسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ memang nyata-nyata membuat Rasulullah saw bangga (هُوَ مُكَاثِرٌ بِهِمُ الْأُمَمَ) yaitu karena pola kehidupan mereka hanya berasas Islam : إِنَّكُمْ الْيَوْمَ عَلَى دِينٍ. Fakta keadaan pola hidup umat Islam tersebut adalah ciri khas (طِرَازٌ مُعَيَّنٌ خَاصٌّ) yang tidak pernah dimiliki oleh atau disifati oleh atau melekat pada umat-umat sebelumnya yakni Yahudi maupun Nasrani. Ciri khas pola kehidupan itu wajib dipertahankan oleh umat Islam walau mereka tidak lagi dipimpin oleh Nabi Muhammad saw : فَلَا تَمْشُوا بَعْدِي الْقَهْقَرَى atau فَلَا تَرْجِعُنَّ بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ.
3.       hadits kelima diawali dengan dialog antara Rasulullah saw dengan para shahabat saat beliau khut-bah pada haji akbar (اَلْحَجُّ الْأَكْبَرُ) :
a.       أَتَدْرُونَ أَيُّ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالَ قُلْنَا يَوْمُ النَّحْرِ قَالَ صَدَقْتُمْ يَوْمُ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ : apakah kalian tahu hari apakah ini? Kami menjawab hari menyembelih. Beliau berkata : kalian benar, ini adalah hari haji akbar.
b.       أَتَدْرُونَ أَيُّ شَهْرٍ شَهْرُكُمْ هَذَا قُلْنَا ذُو الْحِجَّةِ قَالَ صَدَقْتُمْ شَهْرُ اللَّهِ الْأَصَمُّ  : apakah kalian tahu bulan apakah ini? Kami menjawab bulan Dzulhijjah. Beliau berkata : kalian benar, ini adalah bulan Allah yang diharamkan (berperang).
c.       lalu beliau melanjutkan pertanyaan dengan :
أَتَدْرُونَ أَيُّ بَلَدٍ بَلَدُكُمْ هَذَا قَالَ قُلْنَا الْمَشْعَرُ الْحَرَامُ قَالَ صَدَقْتُمْ قَالَ فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا أَوْ قَالَ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا وَشَهْرِكُمْ هَذَا وَبَلَدِكُمْ هَذَا
“apakah kalian tahu negeri apakah ini? Kami menjawab ini adalah negeri haram. Beliau ber-kata : kalian benar, maka sesungguhnya darah dan harta kalian adalah haram atas kalian se-perti haramnya hari kalian ini di bulan kalian ini dan di negeri kalian ini atau beliau berkata seperti haramnya harian kalian ini, bulan kalian ini dan negeri kalian ini”
d.      selanjutnya adalah berita dari beliau tentang realitas yang akan terjadi pada hari kiamah :
أَلَا وَإِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَنْظُرُكُمْ وَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ فَلَا تُسَوِّدُوا وَجْهِي أَلَا وَقَدْ رَأَيْتُمُونِي وَسَمِعْتُمْ مِنِّي وَسَتُسْأَلُونَ عَنِّي فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ أَلَا وَإِنِّي مُسْتَنْقِذٌ رِجَالًا أَوْ إِنَاثًا وَمُسْتَنْقَذٌ مِنِّي آخَرُونَ فَأَقُولُ يَا رَبِّ أَصْحَابِي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ
“ingatlah bahwa aku adalah yang paling dahulu di antara kalian yang akan masuk ke dalam الْحَوْضِ (نَهْرُ الْكَوْثَرِ فِيْ الْجَنَّةِ). Aku akan menunggu kalian dan sungguh aku bangga atas kalian di hadapan umat-umat lain, maka janganlah kalian mencoreng hitam mukaku. Ingatlah kalian te-lah melihat diriku dan telah mendengar dariku dan kalian akan ditanyai tentang diriku. Lalu siapa saja yang berdusta atas diriku, maka itu berarti dia tengah membuat dan menyediakan tempatnya sendiri di neraka. Ingatlah aku akan menyelematkan banyak pria ataupun wanita dan manusia lainnya akan minta kepadaku untuk menyelamatkan mereka. Lalu aku berkata : wahai Rabb ku, mereka adalah shahabatku. Lalu dikatakan : sungguh engkau tidak mengetahui apa yang telah mereka perbuat sepeninggalmu”.

Pertanyaan pertama, kedua dan ketiga dari Rasulullah saw merupakan informasi kepada umat Islam saat itu (اَلسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ) tentang realitas pola kehidupan mereka yang tengah dija-lani bersama dengan beliau saw, yaitu kehidupan Islami yang dicirikan oleh satunya pemikiran dan perasaan yakni hanya berasas Islam dan satunya peraturan yakni peraturan Islam. Akibat dari kea-daan tersebut adalah mereka mendapat janji dari Rasulullah saw yakni beliau akan menunggu me-reka di tempat istimewa yakni الْحَوْضِ (نَهْرُ الْكَوْثَرِ فِيْ الْجَنَّةِ). Inilah yang sangat beliau banggakan atas kaum muslim, namun bersamaan dengan itu beliau pun mendapatkan fakta yang menggelisahkan bahkan menyedihkan yang terungkap dengan ucapan : يَا رَبِّ أَصْحَابِي. Ungkapan ini selain merupakan pertanyaan kesedihan dari Nabi Muhammad kepada Allah SWT juga sebagai kepastian adanya se-bab akibat dari realitas tersebut. Jawaban Allah SWT : إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ, adalah informasi pasti kepada Rasulullah mengapa ada sebagian umat Islam yang justru menerima adzab dari Allah SWT dan beliau sama sekali tidak dapat menolong mereka. Hal itu akibat mereka telah melakukan tindakan atau bersikap yang menyalahi Islam bahkan meninggalkan Islam baik sebagian maupun sepenuhnya. Inilah yang dapat dipahamkan dari bagian ucapan Allah SWT : مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ. Artinya sepeninggal Nabi Muhammad saw ada sebagian kaum muslim yang telah melakukan perbuatan haram yang belum pernah dilakukan sepanjang Rasulullah masih hidup bersama mereka :
هُمْ اَحْدَثُوْا شَرَّ الأُمُوْرِ لَمْ يَفْعَلُوْهَا قَبْلَ ذَلِكَ مَادَامَ رَسُوْلُ اللهِ يَسُوْسُهُمْ وَيَقُوْدُهُمْ
“mereka telah melakukan seburuk-buruknya urusan yang belum pernah mereka lakukan sepanjang Rasulullah mengatur dan memimpin mereka”.
Apakah yang menjadi penyebab umat Islam mendapatkan adzab Allah SWT di hari kiamah, se-hingga Rasulullah sangat sedih menyaksikannya? Jawabannya terungkap jelas dalam pernyataan Rasulullah saw :
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ (رواه مسلم)
yang memastikan bahwa realitas شَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا adalah sikap atau tindakan umat Islam yang ber-tentangan dengan atau penyimpangan dari realitas posisi Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber informasi ketentuan Allah SWT yang terwujud dalam دِيْنُ الإِسْلاَمِ. Inilah yang dapat dipahamkan se-cara مَنْطُوْقًا dari نَمْطِ كَلاَمِ رَسُوْلِ اللهِ : فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا yakni ucapan فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ diikuti dengan ucapan شَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا. Inilah pola perbandingan saling berlawanan dari realitas خَيْرٌ dan شَرٌّ, yang خَيْرٌ wajib diambil dan yang شَرٌّ haram diambil.
Oleh karena itu, keseluruhan dalil yang topik pembahasannya (مَوْضُوْعُ بِحْثِهِ) berkenaan dengan bangganya Rasulullah saw terhadap kaum muslim (مُكَاثِرُ رَسُوْلِ اللهِ بِالْمُسْلِمِيْنَ) menetapkan realitas aspek atau hal atau keadaan atau sifat yang wajib dimiliki atau dielaborasikan atau dilaksanakan oleh umat Islam sendiri, yakni :
1.       populasi umat Islam harus besar dan melebihi populasi kaum kufar supaya dapat menjadi modal da-sar untuk mewujudkan kehidupan Islami yang mampu mendominasi perjalanan hidup manusia di dunia. Inilah fakta yang menjadi alasan penetapan hukum sunnahnya menikah dan haramnya tabat-tul (عِلَّةُ تَشْرِيْعِ سُنَّةِ النِّكَاحِ وَحُرْمَةِ التَّبَتُّلِ) : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُ بِالْبَاءَةِ وَيَنْهَى عَنْ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيدًا serta menekankan (sunnah) kaum pria untuk menikahi wanita yang selain penyayang (الْوَدُودُ) tapi juga dapat melahirkan anak yang banyak (الْوَلُودُ) : تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ.
2.       keharusan besarnya populasi umat Islam menuntut adanya eksistensi orang tua yang sangat mema-hami Islam dengan benar (فَهْمُ الإِسْلاَمِ فَهْمًا صَحِيْحًا) supaya peran asasi dan utama mereka yakni mewu-judkan generasi penerus umat Islam yang benar dan handal dapat mereka laksanakan dengan sem-purna. Inilah yang dituntut oleh pernyataan Rasulullah saw :
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ (رواه البخاري)
3.       kaum muslim wajib selalu menjalankan hidup di dunia dalam pola kehidupan Islami, seperti yang telah berlangsung pada masa Nabi Muhammad dan Khulafa Rasyidun. Inilah yang akan menjamin tetap tergenggamnya kemuliaan dan kesejahteraan hidup di tangan mereka. Rasulullah saw menya-takan :
إِنَّكُمْ الْيَوْمَ عَلَى دِينٍ وَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ فَلَا تَمْشُوا بَعْدِي الْقَهْقَرَى (رواه احمد)
إِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ فَلَا تَرْجِعُنَّ بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ (رواه احمد)
أَلَا وَإِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَنْظُرُكُمْ وَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ فَلَا تُسَوِّدُوا وَجْهِي (رواه احمد)
قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ وَمَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِمَا عَرَفْتُمْ مِنْ سُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ وَعَلَيْكُمْ بِالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ فَإِنَّمَا الْمُؤْمِنُ كَالْجَمَلِ الْأَنِفِ حَيْثُمَا انْقِيدَ انْقَادَ (رواه احمد)
4.       Islam mengharamkan kaum muslim : (a) murtad dari Islam baik secara individual maupun berjama-ah, (b) menjadi antek dan loyalis kaum kufar dengan pertimbangan apa pun, (c) menjadi pengusung dan apalagi pembela kekufuran dan (d) menggantikan Islam sebagai asas kehidupan di dunia de-ngan kekufuran baik sedikit maupun seluruhnya. Inilah seluruhnya yang dimaksudkan oleh pernya-taan Rasulullah saw : فَلَا تَمْشُوا بَعْدِي الْقَهْقَرَى atau فَلَا تَرْجِعُنَّ بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ. Sebaliknya jika mereka melanggar salah satu (apalagi seluruhnya) perkara-perkara yang diharamkan tersebut maka niscaya dan pasti mereka berada dalam gambaran Rasulullah saw :
يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ (رواه ابو داود)
“kaum kufar akan berebut untuk memerangi kalian dan melumpuhkan kekuatan kalian serta me-rampas negeri maupun harta kalian, seperti orang-orang yang akan makan siap berebut untuk me-nyantap habis makanan mereka. Seseorang bertanya : apakah saat itu jumlah kami sedikit? Beliau menjawab: bahkan saat itu kalian sangat banyak, tetapi kalian itu seperti buih air laut sehingga Allah mencabut rasa takut kepada kalian dari dada musuh kalian (kaum kufar)dan Allah akan me-numbuhkan al-wahna dalam perasaan kalian. Orang itu bertanya lagi : wahai Rasulallah, apakah itu al-wahnu? Beliau menjawab : kecintaan kepada dunia dan kebencian kepada maut”.
Demikianlah standard Islamiy (مِقْيَاسٌ اِسْلاَمِيٌّ) yang seluruhnya menjadikan Rasulullah saw membangga-kan kaum muslim di hadapan para Nabi dan umat-umat lainnya, baik ketika masih dalam arena kehidu-pan dunia maupun saat seluruh manusia sejak Nabi Adam as hingga yang paling akhir dilahirkan di du-nia, dikumpulkan di hadapan Allah SWT di akhirat. Lalu, bagaimanakah realitas umat Islam saat ini, layak dibanggakan ataukah justru sangat menyedihkan?
Penyimpangan dari standard tersebut sebenarnya telah dimulai (walau sangat sedikit) sejak kepe-mimpinan kehidupan Islami berada dalam genggaman Muawiyah (tahun 40 H/661 M) dan terus me-ngalami peningkatan serta perluasan dari keluarga ke keluarga yang menjadi penguasa Islam (Khalifah) hingga akhirnya tiba di puncak penyimpangan yakni saat umat Islam seluruh dunia sepakat membiar-kan Kerajaan Inggris meruntuhkan Khilafah Utsmaniyah pada tanggal 3 Maret 1924 M, hampir 85 ta-hun yang lalu. Sejak itu, yang dilakukan umat Islam bukan lagi sekedar menyimpang melainkan telah sepenuhnya meninggalkan standard Islamiy tersebut dan beralih secara total kepada standard kekufuran berbasis sekularisme : demokrasi dan kapitalisme. Artinya, telah 85 tahun kaum muslim sedunia berada dalam kehidupan yang diharamkan oleh Islam, yakni pola kehidupan yang telah digambarkan dengan jelas dalam ucapan Rasulullah saw :  فَلَا تَمْشُوا بَعْدِي الْقَهْقَرَى atau فَلَا تَرْجِعُنَّ بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ.
Bahkan selama 85 tahun perjalanan kehidupan mereka yang berbasis kekufuran tersebut, loyalitas mereka dalam mengusung, membela dan mengokohkan pemberlakuan kekufuran itu semakin utuh dan sempurna. Sebagai contoh faktual adalah serentetan peristiwa yang dilakukan oleh mereka pada tahun 2008 hingga awal tahun 2009, yakni :
1.       sepakat untuk memposisikan sistem demokrasi sebagai tatanan paling tepat dan final bagi kehidup-an manusia di dunia. Bukti paling nyata untuk itu adalah euphoria maupun histeria umat Islam se-dunia saat pelantikan (inauguration) Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-44 pada tanggal 20 Januari 2009 lalu.
2.       sepakat untuk memposisikan sistem perekonomian kapitalistik sebagai tatanan paling tepat dan fi-nal bagi pengelolaan untuk : (a) kepemilikan harta, (b) penggunaan kepemilikan harta dan (c) dis-tribusi harta dalam kehidupan manusia di dunia. Inilah yang ditunjukkan secara pasti oleh kesedia-an mereka untuk menerima seluruh hasil KTT G-20 yang telah dilakukan di Washington DC tang-gal 15 November 2008.
3.       sepakat untuk membiarkan negara AS melakukan pembantaian terhadap umat Islam di Iraq dan Afghanistan, serta Israel di Palestina. Aksi unjuk rasa, protes, kutukan, mengemis kepada Dewan Keamanan PBB, lalu meminta Mahkamah Internasional untuk mengadili Israel sebagai penjahat perang dan sebagainya adalah sama sekali bukan bukti bahwa mereka berusaha membela dan men-jaga اِخْوَانَهُمْ فِيْ الدِّيْنِ. Semuanya justru sebagai bukti bahwa mereka terutama yang berdekatan dan bertetangga dengan kaum muslim di Palestina merestui tindakan brutal biadab kaum kufar tersebut.
4.       sepakat untuk melakukan Islamisasi kekufuran dengan berbagai cara antara lain adalah mengkom-pilasikan bagian tertentu dari syariah Islamiyah yang dipastikan akan menguntungkan secara ideo-logis maupun komersil. Dibentuknya berbagai institusi berlabel syariah : perbankan, instrumen obligasi, asuransi dan sebagainya, adalah sebagian bukti dari proses Islamisasi kekufuran tersebut.
5.       sepakat untuk menjadikan sekularisme dan konsep kekekalan kepentingan Machiaveli sebagai the new God for humanity. Hal ini dibuktikan oleh sejumlah aksi seperti The 2nd World Peace Forum (Jakarta, 24-26 Juni 2008), penyelenggaraan مُعْتَمَرُ الْعَالَمِ الإِسْلاَمِيِّ لِلْحِوَارِ oleh رَابِطَةُ الْعَالَمِ الإِسْلاَمِيِّ (Makkah, 4-6 Juni 2008), Rapat Kerja Nasional Majelis Ulama Indonesia (Rakernas MUI) tahun 2008 (Jakarta, 26 – 28 Oktober) dan sebagainya.
Seluruh tindakan, sikap maupun aksi umat Islam tersebut juga yang sejenisnya serta kesediaan maupun kerelaan mereka dalam memberlakukan sistema kufur dalam kehidupan mereka sendiri, memastikan bahwa realitas jumlah umat Islam saat ini yang sangat banyak (lebih dari satu miliar orang) sama sekali tidak sesuai dengan perintah Rasulullah saw : تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ إِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. Oleh karena itu, realitas faktual populasi umat Islam tersebut sangat tidak layak untuk dibanggakan jangankan oleh Rasulullah saw bahkan oleh sesama kaum muslim pun sudah tidak layak. Justru realitas kekinian kaum muslim itu adalah yang pasti sangat menyedihkan Rasulullah saw di hari kiamah nanti :
أَلَا وَقَدْ رَأَيْتُمُونِي وَسَمِعْتُمْ مِنِّي وَسَتُسْأَلُونَ عَنِّي فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ أَلَا وَإِنِّي مُسْتَنْقِذٌ رِجَالًا أَوْ إِنَاثًا وَمُسْتَنْقَذٌ مِنِّي آخَرُونَ فَأَقُولُ يَا رَبِّ أَصْحَابِي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ (رواه احمد)
“Ingatlah kalian telah melihat diriku dan telah mendengar dariku dan kalian akan ditanyai tentang di-riku. Lalu siapa saja yang berdusta atas diriku, maka itu berarti dia tengah membuat dan menyediakan tempatnya sendiri di neraka. Ingatlah aku akan menyelematkan banyak pria ataupun wanita dan ma-nusia lainnya akan minta kepadaku untuk menyelamatkan mereka. Lalu aku berkata : wahai Rabb ku, mereka adalah shahabatku. Lalu dikatakan : sungguh engkau tidak mengetahui apa yang telah mereka perbuat sepeninggalmu”.


Khatimah
Inauguration Day Presiden AS ke-44 tanggal 20 Januari 2009 menjadi rekor tersendiri sepanjang sejarah negara adidaya itu, yakni : (a) kali pertama manusia non kulit putih alias kulit hitam keturunan Kenya yang dilantik : Barack Obama, (b) jumlah pengunjung yang mencapai hampir empat juta orang dan (c) biaya yang dihabiskan adalah 160 juta dolar AS (lebih dari 1,76 triliun rupiah) atau empat kali dari biaya yang digunakan saat pelantikan Presiden George W. Bush. Lalu keesokan harinya, Presiden Obama melakukan tradisi yang telah dimulai sejak presiden AS pertama (George Washington) yakni menghadiri Kebaktian Nasional di Gereja Kathedral Nasional di Washington DC dan pada momen ini-lah terjadi hal yang sangat menggelikan yakni acara doa bersama lintas komunitas agama yang dimulai oleh wakil dari Islam (seorang wanita berkerudung) yang adalah Ketua Masyarakat Islam Amerika Utara dan berikutnya adalah seorang Rabi Yahudi (Ketua Masyarakat Yahudi Amerika Utara). Isi doa kedua “orang rohaniwan” tersebut adalah sama yakni ”harapan besar keduanya supaya Obama dapat bekerja dengan baik demi kebaikan negara AS”. Apa makna realitas tersebut? Hanya satu hal yang pasti yakni pertunjukkan kolosal dominasi kemenangan sekularisme atas semua agama, terutama Islam.
Setelah menelan korban tewas lebih dari 1500 orang penduduk Gaza dan 5000-an orang lainnya terluka, akhirnya Israel menyatakan gencatan senjata (cease fire alias اَلْهُدْنَةُ) sepihak pada hari Selasa 20 Januari 2009 dan lalu diikuti oleh Hamas dengan menyatakan hal serupa untuk jangka waktu sepekan yang diklaim oleh Hamas hal itu dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada Israel menarik mun-dur seluruh tentara dan mesin perangnya dari wilayah Gaza. Ternyata tidak lebih dari 24 jam, Israel te-lah menarik mundur seluruh tentara dan mesin perangnya dari wilayah itu, walau tetap menempatkan tank-tank mereka di perbatasan untuk melakukan pengawasan ke Gaza. Lalu, bersamaan dengan pena-rikan mundur militer Israel tersebut, di Gaza City Hamas bersama dengan seluruh pendukung dan sim-patisannya merayakan kemenangan mereka atas Israel dengan argumen bahwa Israel tidak mampu me-naklukkan apalagi menghancurkan Hamas walau telah menggempur habis-habisan Gaza selama tiga pekan. Hamas pun meminta masyarakat dunia untuk mengakui kekuasaan mereka atas wilayah jalur Gaza tersebut. Benarkah Hamas memperoleh kemenangan atas Israel? Jawabannya adalah sama sekali tidak, sebab yang benar adalah :
1.       Hamas telah mengkhianati Islam dan umat Islam yakni dengan menghentikan perang atas nama gencatan senjata di tengah-tengah aksi pembantaian sadis, brutal dan membabi buta tentara Israel yang telah menewaskan 1500 orang penduduk Gaza dan 5000-an orang lainnya terluka serta meng-akibatkan kehancuran fasilitas, infrastruktur, bangunan dan lainnya yang diperkirakan untuk mere-konstruksinya memerlukan biaya minimal 1,9 miliar dolar AS. Apa argumen Islami yang menda-sari keputusan mereka yang menghinakan Islam dan kaum muslim tersebut? Tentu saja hujjah yang mereka gunakan adalah hujjah Machiavelian yakni kekekalan kepentingan.
2.       Hamas telah sepakat dengan Israel untuk melakukan perang selama lebih dari tiga pekan dan sepa-kat pula bahwa mereka akan melakukan gencatan senjata bila yang tewas telah melebihi angka seri-bu orang dan yang terluka sekitar 5000 orang. Tegasnya, Hamas telah merestui aksi pembantaian militer Israel terhadap umat Islam tersebut, bahkan memberikan kemudahan kepada mereka untuk merealisir tujuannya itu.
3.       bila memang Hamas menang atas militer Israel, mengapa seluruh pasukan militer Israel tidak dibu-nuh saja sebagai bentuk pembalasan atas tindakan mereka telah membunuh dengan keji 1500 orang umat Islam, melainkan Hamas justru membiarkan mereka pergi with peace and glory alias heng-kang dengan aman, leluasa dan justru penuh dengan rasa kebanggaan karena menang.
4.       bila memang Hamas memperoleh kemenangan atas militer Israel, mengapa Hamas tidak balik me-nyerang dan menyerbu pusat kekuatan mereka untuk menghancurkannya hingga tidak ada lagi satu pun orang Yahudi di dunia dan tidak ada lagi negara Israel dalam peta dunia. Hal itu karena eksis-tensi Israel sejak awal adalah tidak sah dan tidak layak ada di negeri Palestina dalam pandangan ideologi Islam yang diklaim oleh Hamas sebagai ideologi mereka. Hal ini berarti klaim Hamas se-luruhnya adalah bohong belaka dan yang pasti telah berdusta atas nama Allah SWT, Rasulullah saw dan Islam serta kaum muslim sedunia.
Hal pasti dari hancurnya kondisi Gaza adalah keuntungan dan manfaat sangat besar bagi kon-sorsium negara-negara maju (G-8) bermerek “negara donor” yang akan segera berebut bagian proyek rekonstruksi Gaza sebesar minimal 1,9 miliar dolar AS (20,9 triliun rupiah). Belum lagi keuntungan dari penjualan alutsista yang akan segera terjadi dari AS ke Israel, Hamas, Fatah, Lebanon, Hizbullah, Kerajaan Saudi Arabia, Mesir dan negara-negara lainnya yang selama ini sangat takut oleh Israel. Selu-ruhnya adalah bukti konspirasi konstelatif di arena perekonomian antara Dunia Barat dan Dunia Islam, terutama di tengah-tengah deraan resesi ekonomi global saat ini yang diperkirakan oleh IMF baru akan pulih 2 hingga 3 tahun ke depan. Tentu saja selama tiga tahun penderitaan “sakit” resesi ekonomi itu, mereka akan mencari berbagai sumber pemasukan alternatif dan yang paling mudah, murah tapi besar hasilnya adalah lewat “proyek perang akibat konflik bilateral” seperti atau sejenis Israel vs Hamas.
Wal hasil, populasi kaum muslim hingga saat ini yang sangat banyak yakni lebih dari satu miliar orang adalah benar-benar berada dalam realitas yang sangat menyedihkan dalam pandangan Islam, ka-rena mereka selalu hanya menjadi objek penderita dari kerakusan dan kesadisan kaum kufar. Umat Is-lam saat ini bukan dibidik oleh pujian إِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ atau إِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ melainkan oleh celaan وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ. Apakah keadaan umat Islam ini adalah kepastian yang tidak bisa dihindari terjadi alias taqdir (قَدَرُ اللهِ) ataukah justru sesuatu yang diha-ramkan terjadi?
Keseluruhan dalil yang mengharamkan umat Islam melakukan sikap اَلْمُوَالاَةُ kepada kaum kufar antara lain pernyataan Allah SWT :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (المائدة: 51)
Lalu keseluruhan dalil yang mewajibkan umat Islam bersikap utuh dalam Islam antara lain pernyataan Allah SWT :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (البقرة : 208)
Lalu, keseluruhan dalil yang mewajibkan umat Islam bersikap loyal hanya kepada Allah SWT dan Ra-sulullah saw antara lain pernyataan Allah SWT :
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (النور : 51)
Lalu, keseluruhan dalil yang mewajibkan umat Islam melakukan perubahan mendasar (اَلتَّغْيِيْرُ) terhadap realitas kehidupan mereka yang kufur menjadi Islami antara lain pernyataan Allah SWT :
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ (الرعد : 11)
Seluruhnya memastikan bahwa realitas umat Islam yang sangat disesalkan oleh Rasulullah saw terjadi yakni فَأَقُولُ يَا رَبِّ أَصْحَابِي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ adalah tuntutan yang pasti untuk ditinggalkan alias haram umat Islam melakukannya. Hal ini ditegaskan oleh pernyataan Rasul sendiri dengan pernyataan فَلَا تَمْشُوا بَعْدِي الْقَهْقَرَى atau فَلَا تَرْجِعُنَّ بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ. Jadi yang wajib dilakukan oleh umat Islam saat ini adalah perintah untuk memerangi kaum kufar hingga musnah yang ada dalam hadits :
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ (رواه مسلم)
dan bukan sebaliknya seperti yang diharamkan dalam hadits :
بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ (رواه ابو داود)

No comments:

Post a Comment